Sekitar 500 pengemudi ojek online berunjuk rasa di Kedutaan Besar atau Kedubes Malaysia, Selasa (3/9) lalu. Namun, Bos Taksi asal Malaysia Shamsubahrin Ismail justru berencana mempromosikan layanannya di Indonesia.
Padahal, ratusan pengemudi ojek online berdemo terkait pernyataan Shamsubahrin. Pendiri Big Blue Taxi Services itu mengatakan, tidak ingin masyarakat Malaysia bekerja informal seperti ojek online.
Pernyatannya itu membuat pengemudi ojek online kembali geram dan mengumpulkan koin untuk membawa Shamsubahrin ke Indonesia. “Saya tidak butuh uang siapa pun untuk bepergian ke Indonesia,” kata dia dikutip dari New Straits Times, kemarin (4/9).
Ia mengatakan bahwa semestinya para demonstran mengumpulkan uang untuk membantu warga yang membutuhkan atau masjid.
(Baca: Bos Taksi Malaysia Berulah Lagi, Ratusan Ojek Online Demo di Kedubes)
Lagipula, ia mengaku dirinya sudah meminta maaf terkait pernyataan tentang warga Indonesia yang miskin. Ia juga mengatakan bahwa pernyataannya itu merujuk pada pemberitaan terkait ekonomi Indonesia.
“Saya melakukan penelitian berdasarkan apa yang dikatakan media dan politisi di sana tentang industri ini (berbagi tumpangan),” katanya.
Ia pun berencana untuk mengunjungi Jakarta pada akhir tahun ini. Hal itu dalam rangka memperkenalkan layanan taksi Big Blue di Indonesia.
“Saat ini, saya fokus pada perawatan kanker. Tapi saya pasti akan mengunjungi Indonesia, Kamboja, India, Vietnam dan negara-negara tetangga tahun ini untuk mempromosikan layanan taksi kami. Insha Allah, pada akhir tahun ini saya berharap dapat membawa layanan Big Blue ke Indonesia,” katanya.
(Baca: Ojol Bakal Demo Lagi Jika Bos Taksi Malaysia Tak Penuhi Tuntutan Ini)
Sebelumnya, para pengunjuk rasa yang merupakan pengemudi ojek online mendesak Shamsubahrin meminta maaf untuk kedua kalinya. Hal itu karena Bos Taksi Malaysia itu membuat dua kali pernyataan yang menyinggung ojek online.
Pada saat unjuk rasa itu, perwakilan Kedubes Malaysia Abu Bakar sempat menemui massa. Ia mengatakan, instansinya turut berempati tehadap hal yang terjadi dan dirasakan oleh para mitra pengemudi Gojek dan masyarakat Indonesia.
Pernyataan Shamsubahrin, menurutnya, seharusnya memang tidak diucapkan. "Kami dari pihak Kedubes Malaysia, mengupayakan untuk meminta beliau agar meminta maaf," kata dia.
Massa akhirnya meninggalkan kantor Kedubes Malaysia sekitar pukul 14.30 WIB, Selasa (3/9) lalu. Sebelum bubar, orator unjuk rasa menyatakan akan tetap menunggu kepastian kapan Shamsubahrin bisa hadir di Indonesia dan meminta maaf secara langsung.
"Jika tidak (datang), kami akan menggelar aksi yang lebih besar dari ini," kata orator dari atas mobil yang dibawa pengunjuk rasa.
(Baca: Bos Taksi Malaysia Minta Maaf, Ratusan Ojek Online Tetap ke Kedubes)