Perusahaan teknologi asal Tiongkok, Alibaba Group Holding Limited mencatat, pendapatannya mencapai 93,5 miliar Renminbi atau US$ 13,9 miliar (sekitar Rp 200,2 triliun) pada Kuartal I-2019. Pendapatan Alibaba tersebut naik 51% dibanding periode sama tahun lalu (year on year/yoy).
Chief Financial Officer Alibaba Group Maggie Wu menyebutkan, pendapatan dari operasional turun 5% secara tahunan menjadi 8,76 miliar Renminbi atau US$ 1,3 miliar. Penurunan terjadi karena ada penyelesaian gugatan class action di Amerika Serikat (AS) senilai US$ 250 juta.
Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan naik 29% menjadi 25,16 miliar Renminbi atau US$ 3,75 miliar. “Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan pesat jumlah pengguna dan engagement di seluruh ekosistem kami,” ujar Maggie Wu dalam siaran pers, Jumat (17/5).
(Baca: Telisik Kuasa Alibaba di Lazada: Teknologi, Logistik hingga Pembayaran)
Konsumen aktif layanan marketplace Alibaba mencapai 654 juta per tahun, per Maret 2019. Jumlah tersebut meningkat 102 juta dibanding Maret 2018. Sedangkan pengguna aktif layanan marketplace Alibaba melalui ponsel pintar (smartphone) mencapai 721 juta per bulan. Jumlah ini juga meningkat 104 juta dibanding periode sama tahun lalu.
Bila dikaji dari kinerja keuangan selama setahun, pendapatan tahun fiskal perusahaan milik Jack Ma ini naik 39% menjadi 376,84 miliar Renminbi atau US$ 56 miliar (sekitar Rp 806,4 triliun) per Maret 2019. “Menuju tahun fiskal 2020, kami menargetkan pendapatan lebih dari 500 miliar Renminbi,” kata dia.
(Baca: Produk Baru Alibaba Cloud Bisa Tingkatkan Data Intelijen Korporasi)
Total transaksi (Gross Merchandise Value/GMV) di layanan marketplace Alibaba mencapai 5,72 triliun Renminbi atau US$ 853 miliar (sekitar Rp 12.283 triliun) untuk tahun fiskal 2019. Nilai transaksi Alibaba tersebut tumbuh 19% secara tahunan. Itu pun tidak temasuk pemesanan yang belum dibayarkan.
Secara rinci, total transaksi produk fisik di marketplace Alibaba tumbuh 25% yoy. Lalu, total transaksi produk fisik Tmall dan Taobao masing-masing naik 31% dan 19% secara tahunan.
Pendapatan dari operasional Alibaba pun mencapai 57,1 miliar Renminbi atau US$ 8,5 miliar. Sedangkan EBITDA yang disesuaikan meningkat 15% menjadi 121,9 miliar Renminbi atau US$ 18,2 miliar.
Kinerja Alibaba per Sektor
Pendapatan dari usaha utama niaga Alibaba tumbuh 54% secara tahunan pada Kuartal I-2019. Tmall misalnya, sudah memiliki lebih dari 100 merek kategori mewah di Tmall Luxury Pavilion. Merek tersebut seperti Alexander McQueen, Mulberry, dan lainnya.
Di bidang komputasi awan (cloud computing), pendapatan Alibaba tumbuh 76% menjadi 7,7 miliar Renminbi atau US$ 1,2 miliar pada Kuartal I-2019. “Teknologi data, komputasi awan dan adopsi New Retail memungkinkan kami untuk terus melakukan transformasi operasional bisnis di Tiongkok dan pasar berkembang lainnya,” ujar CEO Alibaba Group Daniel Zhang.
Pendapatan Digital Media dan hiburan milik Alibaba mencapai 5,7 miliar Renminbi atau US$ 845 juta per Kuartal I-2019. Lalu, jumlah pelanggan berbayar Youku tumbuh hampir 50% per Maret 2019. Di bidang layanan pengantaran on-demand, Alibaba sudah menjangkau lebih dari 2.100 gerai Starbucks di 35 kota di Tiongkok per April 2019.
(Baca: Ekspansi Alibaba Meningkatkan Pengguna Komputasi Awan di Indonesia)