Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) Google bakal memperluas layanan komputasi awannya di Asia. Salah satunya, Google Cloud Region bakal hadir di Jakarta, Indonesia pada 2020.
Beberapa perusahaan rintisan seperti Gojek, Tokopedia, Tiket.com, dan Traveloka sudah menggunakan layanan komputasi awan Google. Pemain lama seperti Blue Bird, Cineplex21, dan Samudera juga memakai layanan ini.
Kepala Google Cloud untuk Wilayah Asia Tenggara Tim Synan mengatakan, Indonesia adalah pusat kekuatan digital dan pasar komputasi awan yang tumbuh paling cepat di Asia Tenggara. "Kami melihat momentum bisnis dan pelanggan yang signifikan di Indonesia dalam enam hingga 12 bulan terakhir," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (10/4).
(Baca: Google Akan Buka Fasilitas Komputasi Awan di Indonesia)
Dia menyampaikan, kliennya bisa memanfaatkan berbagai alat di Google Cloud untuk mencapai skala yang lebih besar, meningkatkan pendapatan, dan efisiensi biaya. "Kami yakin cloud region di Jakarta akan membuka lebih banyak peluang bagi berbagai perusahaan dan startup," kata dia.
Dalam tiga tahun, Google Cloud telah membuka 15 wilayah baru dan 45 zona di 13 negara. Kemarin (9/4), Google mengumumkan sudah membangun infrastruktur komputasi awan di Seoul, Korea Selatan dan Salt Lake City, Utah, AS. Layanan ini hadir di kedua wilayah ini pada awal 2020.
(Baca: Komputasi Awan Bawa Microsoft Salip Apple Sebagai Perusahaan Termahal)
Google menggelontorkan dana US$ 30 miliar untuk membangun infrastruktur komputasi awan di kawasan Asia Pasifik selama tiga tahun terakhir.
Pemanfaatan Google Cloud di Indonesia
Selama ini, pengguna Google Cloud di Indonesia menggunakan fasilitas komputasi awan dan pusat data di Singapura. Bila layanan ini hadir di Indonesia, Google memastikan tingkat latensi atau keterlambatan jaringan dalam mengirim data dan suara lebih rendah.
Untuk bisa hadir di Indonesia, Google memperluas infrastrukturnya lewat proyek Indigo yang dibangun sejak 2017. Lewat proyek itu, Google membangun jaringan kabel serat optik bawah laut sepanjang 9.200 km untuk meningkatkan konektivitas antara Singapura, Indonesia, dan Malaysia.
(Baca: Kabel Bawah Laut Indigo Milik Indosat Selesai Dibangun)
Pada Februari 2019, Indigo selesai dibangun. Sistem kabel Indigo ini menghubungkan Australia dan pasar Asia Tenggara. Infrastruktur ini menggunakan teknologi optik yang koheren. Ada dua pasangan serat kabel yang dapat mendukung hingga 36 terabit per detik, setara dengan streaming jutaan film per detik secara bersamaan.