Peluang Apple Garap Bisnis Kesehatan Kian Terbuka Berkat Virus Corona

ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Segar
Logo Apple Inc di pintu masuk toko Apple di New York, Amerika Serikat. Apple memiliki peluang besar untuk merambah bisnis kesehatan dengan berbagai teknologi kesehatan yang dikembangkannya.
22/6/2020, 12.26 WIB

Munculnya pandemi global virus corona membuka peluang baru bagi perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), Apple Inc., untuk masuk ke bisnis kesehatan yang nilainya mencapai US$ 3,5 triliun. Apalagi selama lima tahun terakhir Apple telah mengembangkan baik perangkat keras maupun lunak untuk dunia kesehatan.

Pada peringatan hari jantung sedunia tahun lalu, CEO Apple Tim Cook pernah menyebutkan bahwa sektor kesehatan merupakan teknologi paling bermanfaat bagi manusia yang pernah dikembangkan oleh Apple. Untuk merambah sektor ini Apple telah membangun sebuah tim yang terdiri dari staf dokter, ahli kesehatan, hingga ahli teknologi.

Salah satu produk kesehatan buatan Apple yakni jam tangan pintar Apple Watch yang juga dilengkapi dengan sensor kesehatan. Sensor ini dapat mendeteksi detak jantung menggunakan elektrodiagram dan memperingati pengguna jika terjadi ketidakteraturan irama jantung.

"Apple bisa menjangkau pasar lebih luas apabila bisa memperkenalkan sensor yang lebih canggih lagi. Di perangkat Apple bisa diaplikasikan teknologi pemantauan glukosa atau gula darah non-invasif," kata CEO dan Founder klinik medis virtual yang fokus pada diabetes Steady Health Henrik Berggren Sabtu (20/6), dikutip CNBC International.

(Baca: Latvia jadi Negara Pertama Pengguna Alat Deteksi Corona Google & Apple)

Menurutnya, perangkat itu dapat menjangkau pasar yang jauh lebih besar, sebab data menunjukkan bahwa di AS saja 1 dari 3 orang AS beresiko tinggi diabetes tipe 2. Sehingga potensi pendapatannya akan sangat besar. "Jika mereka keluar dengan monitor gula darah atau tekanan darah yang non-invasif dan berkelanjutan, itu akan menjadi lebih lengkap," kata Berggren.

Director of Consumer Technology di Creative Strategies Ben Bajarin mengatakan teknologi kesehatan Apple bisa menjadi langkah preventif masyarakat menghindari berbagai masalah kesehatan. "Saya pikir ada banyak peluang bagi Apple untuk tetap bertahan," kata Bajarin.

Beberapa ahli juga menyarankan bidang-bidang kesehatan lain yang bisa digarap Apple. Salah satu bidang yang bisa digarap Apple yakni aplikasi telemedicine.

Menurut ahli jantung yang juga CEO Heartbeat Health Jeffrey Wessler, perlu ada lapisan perantara yang membantu pasien dalam mendapatkan perawatan kesehatan. Alih-alih bergegas ke ruang gawat darurat atau ke spesialis, Apple dapat mengarahkan pasien ke kunjungan online dan bahkan menawarkan layanan obat online berbasis video.

(Baca: Tutup Toko di AS, Apple Jual Murah iPhone di Tiongkok)

Bidang lain yang bisa digarap yakni, kesehatan wanita. Beberapa dokter ingin melihat pelacakan yang lebih menyeluruh untuk menstruasi, kesuburan, dan kesehatan reproduksi. Bisa juga dengan berfokus pada kesehatan manula. Perangkat pun harus lebih memudahkan manula dalam mengakses.

Kemudian, bisa juga dengan uji klinis yang lebih valid sehingga dokter bisa lebih percaya diri tentang fitur medis dalam produknya, termasuk deteksi aritmia atau gejala gangguan jantung. Apple juga bisa membantu orang melacak kandungan gizi makanan penggunanya.

Adapun selama pandemi Covid-19, Apple telah bekerja sama dengan Google dalam merilis perangkat lunak di ponsel yang dapat digunakan peneliti kesehatan masyarakat untuk membangun aplikasi dalam melacak sebaran virus.

Ponsel pengguna yang dilengkapi dengan perangkat lunak tersebut akan memancarkan sinyal Bluetooth unik. Ponsel dalam jarak enam kaki atau dua meter dapat merekam informasi anonim tentang pertemuan pengguna dengan pengguna lain.

(Baca: Efek Corona, Laba iPhone Kuartal I Anjlok 90%)

Pasien positif corona dapat memilih daftar telepon terenkripsi dan mengirimnya ke Apple dan Google. Dengan begitu, pengguna yang sempat kontak dengan pasien akan mendapat peringatan terkait potensi terpapar Covid-19.

Pengguna yang bersangkutan bisa mencari informasi lebih lanjut terkait risiko terinfeksi virus corona. Selain itu, otoritas kesehatan masyarakat harus memastikan bahwa seseorang yang dimaksud positif Covid-19, sebelum mengirimkan datanya.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan