Korea Selatan Miliki Jaringan 5G yang Paling Kencang di Dunia

ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer
Seorang pria memasang lampu di sebelah tanda 5G pada Mobile World Congress (MWC) di Shanghai, China, Selasa (25/6/2019).
12/7/2021, 09.49 WIB

Korea Selatan (Korsel) disebut memiliki jaringan internet generasi kelima atau 5G paling cepat di dunia. Bahkan, jaringan 5G Korea Selatan 10 kali lebih kencang dibandingkan Amerika Serikat (AS). Ini berdasarkan laporan dari situs uji kecepatan internet Speedcheck.

Laporan itu menjelaskan bahwa kecepatan internet standar 5G di Korsel mencapai 449 megabit per detik (Mbps) atau setara 56,125 megabyte per detik (MBps). Angka ini berarti bahwa pengguna internet di negeri ginseng itu mendapatkan semua manfaat yang ditawarkan jaringan 5G.

"Unduhan file di Korsel lebih cepat, tampilan permainan untuk gim online (gameplay), dan pengalaman augmented reality (AR) atau virtual reality (VR) yang lebih mendalam," demikian seperti dikutip dari Gizchina pada Senin (12/7).

Kecepatan 5G Korsel bahkan unggul jauh dibandingkan pesaing lainnya. Bahkan, Taiwan yang berada di posisi kedua jaringan 5G-nya hanya memiliki kecepatan 136,3 mbps (17 MBps) atau empat kali lebih lambat.

Posisi ketiga ditempati Inggris dengan hasil kecepatan 126,49 mbps (15,8 MBps). Kemudian selanjutnya, negara-negara yang mengisi 10 besar antara lain Jepang, Jerman, Austria, Swiss, Belanda, Australia, dan Kuwait.

Laporan itu menunjukkan bahwa AS tidak masuk ke dalam 10 besar negara yang mempunyai jaringan 5G tercepat. Menurut perbandingan dari Speedcheck, kecepatan 5G di AS lebih lambat 10 kali lipat dibandingkan Korea Selatan.

Ada beberapa faktor kenapa Korsel mempunyai jaringan 5G paling cepat. Pertama adalah harga paket data per gigabyte (GB) yang mahal. Pengguna harus membeli paket data 5G seharga US$ 2-2,6 atau sekitar Rp 28.900-37.600 per GB. Meski demikian harga mahal paket data di Korsel berbanding lurus dengan kecepatan yang ditawarkan.

Simak databoks berikut:

Sementara pengguna jaringan 5G di AS pengguna hanya perlu membayar sekitar US$ 1,3-1,6 atau Rp 18.800-23.100 per GB. Pengguna 5G di AS membeli paket data itu di sejumlah operator seperti Verizon, AT&T, dan T-Mobile.

Faktor kedua adalah alokasi spektrum di pita 3,5 GHz dan 28 GHz. Otoritas telekomunikasi Korsel telah banyak merilis spektrum yang bisa dimanfaatkan untuk jaringan 5G, seperti 100 MHz di pita frekuensi 3,5 GHz, dan 800 MHz di pita frekuensi 28 GHz.

Faktor ketiga, operator di Korsel mengadopsi strategi peluncuran yang agresif. Sehingga, tingkat penetrasi 5G mereka cukup tinggi, yakni mencapai lebih dari 20%. Total langganan 5G di 85 kota di Korsel melampaui 15 juta pada akhir April 2021. Dibandingkan AS yang masih di bawah 10%.

Faktor keempat yaitu ketersediaan perangkat. Menurut Speedcheck, peningkatan besar dalam jumlah pelanggan 5G pada 2021 datang karena ponsel pintar atau smartphone andalan terbaru Samsung, yakni Samsung Galaxy S21. Berikut daftar 10 ponsel pintar 5G dengan unduhan tercepat pada databoks berikut:

Faktor kelima yakni tumbuhnya ekosistem. Tidak hanya perangkat, industri lokal seperti Samsung juga berbagai pusat penelitian turut berkontribusi pada pengembangan 5G di Korea Selatan.

Diketahui, hasil kecepatan pada laporan diketahui berdasarkan tes unduh (download) 5G di berbagai negara. Tes ini dilakukan pada Februari hingga Maret 2021.

Laporan dari perusahaan telekomunikasi asal Swedia, Ericsson, menunjukkan bahwa akan ada 580 juta penduduk dunia yang menggunakan internet generasi kelima alias 5G tahun ini. Laporan yang bertajuk Ericsson Mobility Report Juni 2021 itu menyebutkan setiap hari ada satu juta pengguna baru 5G di dunia.

Pemakai layanan 5G juga diprediksi melonjak lagi menjadi 3,5 miliar pada 2026. Pasar terbesar saat itu diperkirakan Asia Timur Laut, dengan 1,4 miliar pelanggan.

Executive Vice President and Head of Networks Ericsson Fredrik Jejdling mengatakan, 5G merupakan teknologi internet yang cepat diadopsi masyarakat dunia. Jumlah penggunanya melampaui satu miliar pelanggan dalam dua tahun lebih cepat dibandingkan 4G.

"Bisnis dan masyarakat juga sudah bersiap menghadapi dunia pasca-pandemi. Lalu digitalisasi bertenaga 5G memainkan peran penting," kata Fedrik dikutip dari laporan Ericsson, Juni lalu (16/6).

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan