Perkembangan lanskap industri dan ekonomi saat ini yang semakin dinamis telah memberikan tantangan tersendiri bagi industri jasa keuangan. Bank, sebagai salah satu motor penggerak industri keuangan juga dituntut siap menghadapi ekonomi masa depan, yang akan diwarnai oleh beraneka ragam kemajuan teknologi dan tren keberlanjutan.
Terkait dengan tren keberlanjutan, pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga berupaya terus mendorong pelaku industri finansial dan pelaku ekonomi untuk bertransisi ke Karbon Nol Bersih (Net Zero).
“OJK terus mendukung komitmen pemerintah terhadap Perjanjian Paris serta berbagai langkah untuk mencapai tujuan net zero emission,” kata Ketua Dewan Komissioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi OJK pada Rabu (3/11/2021)
OJK telah mencatat bahwa total pinjaman terkait keuangan berkelanjutan mencapai US$55,9 milliar atau setara dengan Rp809,75 trilliun. Hampir 50 persen bank di Indonesia, yang mewakili 91 persen total aset pasar perbankan, juga telah menunjukan peningkatan komitmen dalam penerapan keuangan berkelanjutan.
Partisipasi Perbankan dalam Keuangan Berkelanjutan
Saat ini, kesadaran untuk mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan semakin besar. Keselarasan antara kepentingan ekonomi, yang berujung pada kesejahteraan dan lestarinya alam dan lingkungan menempati prioritas teratas semakin banyak kalangan.
Presiden Joko Widodo juga telah mengungkapkan dukungannya terhadap berbagai upaya pembangunan ramah lingkungan pada KTT COP 26 yang diselenggarakan di Glasgow, Skotlandia pada November lalu.
Menyadari pentingnya peran bank dalam mendorong perubahan industri menjadi lebih ramah lingkungan, Standard Chartered telah memutuskan untuk memasukkan berbagai pertimbangan aspek lingkungan dan sosial dalam melakukan bisnisnya sejak 1997, pada saat masih banyak institusi sejenis belum melakukannya.
Untuk semakin menunjukkan keseriusannya, Standard Chartered juga telah mengumumkan sikapnya untuk membatasi dukungan keuangan secara ketat bagi jenis-jenis usaha yang dapat berdampak negatif terhadap lingkungan, misalnya, industri ekstraktif, seperti batu bara, minyak dan gas, pertambangan dan logam, pembangkit listrik berbahan bakar fosil, nuklir, agroindustri seperti kelapa sawit, tembakau, perikanan dan eksplorasi hasil hutan lainnya.
Standard Chartered saat ini telah membentuk tim khusus keuangan berkelanjutan (Sustainable Finance) dan divisi khusus untuk membantu perusahaan bertransisi ke keuangan berkelanjutan (Energy Transition Desk) guna membantu para nasabah bertansisi ke model usaha yang lebih berkelanjutan.
Sebagai pemimpin di ceruk keuangan berkelanjutan (Sustainable Finance), Standard Chartered juga tercatat telah berhasil memobilisasi dana sebesar US$5 miliar untuk pembiayaan campuran bagi pengembangan sektor publik dan nasabah-nasabah organisasi.
Bank ini juga memberikan pendampingan bagi pemerintah ketika berhadapan dengan isu-isu terkait keuangan berkelanjutan. Pada Februari 2020, Standard Chartered menjadi satu-satunya bank yang dilibatkan dalam pertemuan tingkat tinggi tentang investasi ramah lingkungan di Papua dan Papua Barat, termasuk pertemuan yang membahas mengenai perkembangan struktur pembiayaan karbon.
Lebih lanjut, di Juni 2020, Standard Chartered mengambil bagian sebagai Joint Green Structuring Advisor dalam penerbitan sukuk hijau senilai 750 juta Dolar AS dari pemerintah Republik Indonesia.
Semakin berkembangnya sumber-sumber listrik ramah lingkungan tentunya akan semakin mengurangi ketergantungan Indonesia kepada pembangkit listrik tenaga fosil, yang berimbas buruk pada lingkungan hidup. Oleh karena itu, berbagai upaya menggulirkan program dan inisiatif terkait keuangan berkelanjutan terus dijalankan Standard Chartered.
Pada Mei 2021, Standard Chartered bekerja sama dengan DBS, Singapore Exchange dan Temasek, untuk mengumumkan terbentuknya Climate Impact X (CIX), yang bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran karbon tingkat global dan pasar kredit karbon (carbon credit).
Masih pada 2021, Standard Chartered juga mengumumkan pembiayaan terhadap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung (PLTS) di Waduk Cirata, Jawa Barat, yang mempunyai kapasitas 145 MW.
Setelah selesai, nantinya PLTS Waduk Cirata akan menjadi pembangkit listrik bertenaga surya terapung yang terbesar di Kawasan Asia Tenggara, dan akan mampu menyediakan kebutuhan listirk bagi 50.000 rumah dan menciptakan 800 tenaga kerja baru.
Tingginya perhatian dan tingkat keseriusan untuk mendukung keberlanjutan juga diperlihatkan saat Standard Chartered mengumumkan pada 28 Oktober lalu, target ambisiusnya guna mencapai target nol emisi bersih pada 2050 dari kegiatan usaha yang dibiayainya.
Fokus terhadap pembiayaan industri hijau dan transisi sebesar US$300 miliar juga telah direncanakan untuk dilakukan hingga 2030, berbarengan dengan target-target ambisius yang telah diumumkan tadi.
Di level global, Indonesia juga terus menguatkan capaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang diharapkan akan tercapai pada 2030, melalui berbagai macam rencana aksi.
Berbagai upaya yang dirintis oleh Standard Chartered tidak luput dari perhatian dunia sehingga bank ini pun sempat mendapatkan pengakuan berupa penghargaan World’s Best Bank in Sustainable Finance. Penghargaan ini diberikan oleh majalah ekonomi terkemuka dunia Global Finance pada 2019.
Bank Bergegas Menyongsong Era Digital
Sejalan dengan tren industri berkelanjutan, elemen teknologi dan digital juga tidak luput dari perhatian para pelaku industri finansial. Standard Chartered pun telah mengembangkan kemampuan digitalnya guna menjawab tantangan era pandemi yang mempercepat datangnya transformasi digital.
Saat ini Standard Chartered telah melengkapi aplikasi mobil bagi para nasabah ritelnya, SC Mobile, dengan beragam fitur yang memudahkan mereka untuk melakukan transaksi investasi seperti Online Mutual Fund (OMF) untuk reksa dana dan Retail Bonds Online untuk obligasi.
Fitur SmartGoals pun telah disematkan ke dalam SCMobile untuk membantu nasabah melakukan perencanaan keuangan sesuai dengan tujuan masing-masing.
Melalui beragam fitur ini, tentunya hambatan ruang dan waktu akan semakin memudar bagi para nasabah. Mereka akan mampu melakukan berbagai kegiatan investasi dan perencanaan finansial secara lebih fleksibel dan personal. Hal ini tentunya menjadi jawaban melegakan bagi tiap nasabah yang masih menjalani hidup di tengah pandemi.
Standard Chartered juga telah mengumumkan kemitraannya dengan Bukalapak untuk meluncurkan layanan solusi digital pada platform e-commerce Bukalapak. Nantinya, pengguna layanan dapat melakukan berbagai aktivitas perbankan, seperti membuka tabungan di platform Bukalapak. Tidak hanya Bukalapak, Standard Chartered juga telah mengumumkan Sociolla sebagai mitra keduanya.
Kemitraan tersebut merupakan bentuk implementasi dari solusi “Banking-as-a-service” (Baas) dari Standard Chartered nexus yang telah diperkenalkan sejak 2020. Mitra pengguna Standard Chartered nexus dapat menawarkan produk-produk perbankan seperti pinjaman, kartu kredit, dan tabungan menggunakan merek mereka sendiri.
Dengan kata lain, Standard Chartered nexus berada di inti jaringan ekosistem e-commerce dan layanan perbankan digital dengan layanan berkualitas khas bank internasional.
Standard Chartered juga berpartner dengan Kredivo untuk memperluas akses penyaluran kredit ke pasar massal. Kemitraan ini juga sejalan dengan agenda inklusi keuangan dari pemerintah, dengan mendayagunakan platform digital.
Berbarengan dengan berbagai solusi tersebut, untuk menjawab kebutuhan transformasi digital dan meningkatkan kualitas layanan, Standard Chartered juga telah memperbaharui sistem teknologi informasi dengan mengaplikasikan teknologi robotics, machine learning dan data analytics yang menjadi tulang punggung proses digitalisasi operasional.
Salah satu contoh bukti pengaplikasian machine learning dan data analytics adalah untuk otomatisasi rekonsiliasi akun dari ribuan bahkan ratusan ribu investor atau nasabah yang terjadi pada setiap harinya. Sesuatu yang sangat memakan waktu dan tenaga jika dilakukan secara manual.
Pengaplikasian teknologi tidak akan berhenti di sini. Standard Chartered akan terus bertransformasi agar senantiasa relevan dan dapat berkembang di era digital dengan terus memperluas cakupan bisnisnya serta berinvestasi pada upaya dan sumber daya yang tepat agar menghasilkan nilai tambah tinggi bagi perusahaan dan para nasabahnya.
Semua aksi nyata Standard Chartered dalam bidang keuangan berkelanjutan dan juga upaya transformasi digital Bank tentunya sejalan dengan janji perusahaan untuk hadir membawa kebaikan, “Here for good”. Standard Chartered siap maju untuk jadi bank pilihan bagi ekonomi masa depan dengan visinya untuk menjadi bank paling berkelanjutan dan bertanggung jawab.