Microsoft menggandeng induk Facebook, Meta dan Qualcomm dalam mengembangkan teknologi metaverse. Kerja sama ini terkait cip (chip) dan perangkat lunak (software) khusus.
Produsen laptop itu menggaet Qualcomm untuk membuat cip khusus untuk perangkat metaverse. Semikonduktor ini bisa mengontrol kacamata Augmented Reality (AR) ringan yang digunakan konsumen dan pelanggan bisnis pada aplikasi metaverse.
Kedua raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) itu akan mengawinkan cip khusus tersebut dengan software dunia virtual. Cip bakal bekerja di produk software Microsoft yang disebut Mesh.
Software itu memungkinkan pengguna memancarkan kemiripan realitas diri mereka sendiri ke headset pengguna lain. Alhasil, pengguna terasa seperti berada di ruangan yang sama dengan rekannya.
"Tujuan kami berkolaborasi yakni menginspirasi dan memberdayakan orang lain untuk bekerja secara kolektif dan mengembangkan masa depan metaverse,” kata vice president mixed reality di Microsoft Rubén Caballero dikutip dari Reuters, Rabu (5/1).
Dalam acara Consumer Electronics Show di Las Vegas, Chief Executive Qualcomm Cristiano Amon mengatakan bahwa kolaborasi tersebut direncanakan sejak lama. "Kami berbicara selama bertahun-tahun tentang kemungkinan memiliki perangkat AR yang dapat dikenakan yang akan mendapatkan skala," katanya.
Microsoft juga bekerja sama dengan induk Facebook dalam membuat jejaring sosial Workplace yang terakhir untuk bisnis yang kompatibel dengan Teams.
Namun pengembangan layanan dunia virtual itu akan membutuhkan waktu. Pertama-tama, perusahaan teknologi seperti Meta, Roblox, dan Minecraft milik Microsoft mengembangkan dunia virtual yang akan membentuk metaverse.
Setelah itu, butuh edukasi kepada pengguna.
“Untuk menangkap ekspresi, bahasa tubuh, dan kualitas suara Anda secara akurat, orang akan membutuhkan perangkat teknologi yang mahal, seperti headset VR dan bahkan mungkin sarung tangan untuk menangkap gerakan,” kata pendiri Microsoft Bill Gates dalam unggahan di blog pribadi, akhir tahun lalu (10/12/2021).
Sejumlah analis memperkirakan, 2022 menjadi tahun perkembangan metaverse. Analis Goldman Sachs Eric Sheridan mengatakan, teknologi dunia virtual ini masih diakses melalui ponsel pintar (smartphone).
Akan tetapi, beberapa raksasa teknologi diprediksi gencar mengembangkan perangkat VR canggih atau headset AR tahun ini.
Menurutnya, perusahaan big tech seperti Microsoft diperkirakan akan bertaruh pada perangkat yang membawa pengguna ke dunia virtual. Mereka juga bakal membuka pasar baru.
"Big tech sekarang melihat ke arah AR sebagai pergeseran platform komputasi berikutnya," kata Sheridan dikutip dari CNBC Internasional, akhir pekan lalu (1/1).
Presiden regional Cina di HTC Alvin Graylin juga mengatakan, metaverse secara penuh memang membutuhkan waktu hingga lima tahun. "Namun, produk dan layanan yang akan terdiri dari Metaverse, akan datang lebih cepat," ujarnya.