Raksasa teknologi asal Cina, Tencent, telah memecat 70 karyawan dan memasukkan 13 perusahaan ke dalam daftar hitam (blacklist) pada tahun lalu. Tindakan Tencent itu merupakan bagian dari kampanye anti-korupsi.
Dikutip dari CNBC.com, 70 karyawan dan 13 perusahaan itu terlibat dalam suap dan penggelapan. Salah satu kasus melibatkan karyawan di departemen musik digital Tencent yang menggunakan posisinya untuk meminta keuntungan dari pemasok.
Kasus lainnya, karyawan yang mengerjakan konten film dan program televisi memiliki properti dan pakaian dari hasil pembelian Tencent. Padahal properti itu dibeli Tencent untuk keperluan penggarapan film.
"Tencent telah melaporkan orang yang dipecat ke otoritas keamanan publik. Tencent juga tidak akan lagi bekerja dengan perusahaan yang masuk daftar hitam itu," kata Tencent dikutip dari CNBC Internasional pada Selasa (25/1).
Tencent sebenarnya telah melaporkan hasil penyelidikan internalnya itu sejak 2019. Sejak saat itu, Tencent memulai kampanye anti-korupsinya dan secara teratur melaporkan hasil penyelidikan.
Upaya kampanye anti-korupsi itu dilakukan Tencent di tengah pengetatan peraturan sektor teknologi oleh Pemerintah Cina. Beijing memang tengah mengintensifkan tindakan keras terhadap perilaku korupsi termasuk kepada perusahaan teknologi.
Beijing juga menggandakan penyelidikan terhadap penyimpangan perusahaan teknologi seperti Tencent. Simak kinerja keuangan Tencent pada databoks berikut:
Sebelumnya, Pemerintah Cina menekan para pengembang gim online, salah satunya Tencent. Kebijakan itu bertujuan mengurangi kecanduan game di kalangan anak muda. Tencent dan perusahaan gim lain diperintahkan untuk mengurangi layanan kepada anak-anak.
Ini membuat laba pengembang game PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG) itu turun drastis. Tencent Holdings pun hanya melaporkan peningkatan laba 3% pada kuartal III 2021. Ini merupakan pertumbuhan paling lambat dalam dua tahun terakhir.
“Itu karena bisnis media sosial dan video game terbesar di Cina tersebut menghadapi ketidakpastian peraturan di tengah pengawasan ketat pemerintah Cina terhadap industri,” demikian dikutip dari SCMP, akhir tahun lalu (10/11/2021).
Perusahaan yang terdaftar di Hong Kong itu membukukan laba bersih 39,5 miliar yuan (US$ 6,18 miliar). Sedangkan pendapatan meningkat 13% menjadi 142,37 miliar yuan. Tetapi ini di bawah perkiraan konsensus 28 analis 145,41 miliar yuan.