CEO Tesla Elon Musk Batal Masuk Dewan Direksi Twitter

Instagram/Elonrmuskk
CEO Tesla Elon Musk
Penulis: Desy Setyowati
11/4/2022, 13.08 WIB

CEO Tesla Elon Musk memutuskan untuk tidak bergabung dengan dewan direksi Twitter. Padahal orang terkaya di dunia versi Forbes ini membeli 9,2% saham perusahaan media sosial ini.

"Elon mengatakan bahwa dia tidak akan lagi bergabung dengan dewan direksi,” kata CEO Twitter Parag Agrawal melalui Twitter, Minggu (10/4).

Namun bos Tesla itu tetap menjadi pemegang saham terbesar Twitter. Porsinya lebih dari empat kali kepemilikan saham pendiri Twitter Jack Dorsey 2,25%.

Lebih dari satu jam setelah Agrawal menyampaikan hal tersebut, Elon Musk mengunggah cuitan di Twitter. Isinya hanya satu emoji menjulurkan lidah.

Padahal Musk mengungkapkan sarannya tentang perubahan pada layanan berlangganan premium Twitter Blue, termasuk memangkas harga, melarang iklan, dan memberikan opsi untuk membayar dalam kripto dogecoin pada pekan lalu.

Musk juga bertanya kepada lebih dari 81 juta pengikutnya, apakah Twitter ‘sekarat’ dan apakah kantor pusatnya harus diubah menjadi tempat penampungan tunawisma.

Dia juga membuat jajak pendapat yang menanyakan apakah huruf ‘w’ harus dihapus dari Twitter, dengan satu-satunya pilihan adalah ‘ya’ dan ‘tentu saja’.

Agrawal mengatakan, Twitter menawarkan Elon Musk kursi di dewan karena perusahaan percaya ini adalah jalan terbaik ke depan. “Anggota dewan harus bertindak demi kepentingan terbaik perusahaan dan semua pemegang saham kami,” kata Agrawal.

Namun ia yakin bahwa keputusan Elon Musk untuk tidak bergabung dengan dewan direksi Twitter merupakan yang terbaik bagi CEO Tesla tersebut.

"Kami memiliki dan akan selalu menghargai masukan dari pemegang saham kami apakah mereka ada di dewan kami atau tidak," kata dia. "Elon adalah pemegang saham terbesar kami dan kami akan tetap terbuka untuk masukannya."

 Padahal sebelumnya, beberapa investor memperkirakan Musk akan mengambil sikap agresif setelah masuk dewan direksi Twitter

"Kami percaya Musk bergabung dengan Twitter akan mengarah pada sejumlah inisiatif strategis yang dapat mencakup berbagai kemungkinan jangka pendek dan panjang untuk perusahaan yang masih berjuang dalam perlombaan senjata media sosial," kata analis Wedbush Dan Ives.