YouTuber Deddy Corbuzier menghadirkan pasangan lesbian, gay, bisexual, dan transgender (LGBT) dalam acara podcast miliknya. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis hingga peneliti teknologi informasi dari Indonesia ICT Institute Heru Sutadi meminta agar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan YouTube menghapus konten ini.
Menurut Heru, konten podcast berjudul ‘TUTORIAL JADI G4Y DI INDO!!=PINDAH KE JERMAN (tonton sebelum ngamuk) RAGIL AND FRED -Podcast’ itu mempromosikan LGBT. Hal ini tidak sesuai dengan norma agama dan budaya di Indonesia.
Apalagi Indonesia hanya mengenal perkawinan antara pria dan wanita berdasarkan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974. Konten terkait LGBT juga dinilai tidak sesuai dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Dalam UU ITE terdapat pasal yang melarang setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.
Pelanggar bisa diancam pidana penjara paling lama enam tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1 miliar.
"Secara konten, memang tidak gamblang menunjukkan pelanggaran kesusilaan dan atau pornografi. Tapi kalau bicara asas dan tujuan pemanfaatan teknologi sesuai UU ITE, asas manfaat dan asas iktikad baik tidak dilihat dalam konten tersebut," kata Heru kepada Katadata.co.id, Selasa (10/5).
Alhasil, menurutnya konten tersebut tetap tidak dibenarkan. "Kami menantang Kementerian Kominfo untuk segera take down (menangguhkan) video tersebut," katanya.
Menurutnya, Kominfo bisa segera berkoordinasi dengan pihak Youtube untuk melakukan take down video yang diunggah oleh Deddy Corbuzier tersebut. Sedangkan masyarakat bisa memberikan tanda bendera (flagging) pada video ini agar diblokir oleh Youtube.
Ia mengatakan, Kominfo harus bergerak aktif menyikapi konten mengenai LGBT agar masyarakat tidak kecewa.
Sebelumnya, masyarakat pernah kecewa karena maraknya pemanfaatan aplikasi Blued. "Saat itu, seolah negara khususnya Kominfo berpihak dan membenarkan perilaku LGBT," ujarnya.
Aplikasi Blued merupakan jejaring sosial khusus penyuka sesama jenis. Aplikasi gratis ini sempat diblokir oleh Kominfo pada 2016, namun muncul kembali.
Katadata.co.id meminta tanggapan Kominfo mengenai permintaan take down konten LGBT di podcast Deddy Corbuzier tersebut. Namun belum ada tanggapan hingga berita ini dirilis.
Sebelumnya, Deddy Corbuzier menayangkan konten dengan judul ‘TUTORIAL JADI G4Y DI INDO!!=PINDAH KE JERMAN (tonton sebelum ngamuk) RAGIL AND FRED -Podcast’ pada pekan lalu (7/5).
Hingga hari ini (10/5), konten tersebut sudah ditonton lebih dari enam juta kali. Ada 176 ribu orang yang menyukai konten tersebut. Selain itu, 118 ribu orang berkomentar di konten ini.
Di kolom komentar, banyak warganet yang mengkritik konten tersebut. "Indonesia adalah negara yang penuh toleransi, menghargai perbedaan dan ‘MENOLAK PENYIMPANGAN !!!’,” kata salah satu warganet.
Di Twitter bahkan sempat ramai tagar ‘UnsubscribePodcastCorbuzier’ dan menempati topik populer di Indonesia.
Akibat tayangan konten itu, Deddy Corbuzier kehilangan subscriber di YouTube dan pengikut di media sosial.
Per hari ini (10/5), jumlah subscriber channel YouTube Deddy Corbuzier mencapai 18,6 juta. Sedangkan jumlah pengikut akun Instagram-nya turun dari 17,4 juta pada Januari menjadi 11 juta.
Deddy kemudian mengunggah konten lain terkait kekhawatiran masyarakat tersebut. “Seperti biasa, ketika gaduh di media sosial, saya meminta maaf,” kata Deddy melalui akun Instagram-nya, Selasa (10/5).
Ia mengatakan bahwa tidak ada niat untuk mengampanyekan LGBT. “Mereka menyimpang. Saya paham dan tidak mendukung hal itu. Tetapi fenomena itu nyata dan ada di sekitar kita. Itu yang saya bahas,” tambah dia.