Raksasa gim asal Cina, Tencent gencar mengembangkan teknologi extended reality (XR). XR merupakan teknologi imersif yang mencakup seluruh spektrum realitas. Teknologi ini dibantu oleh teknologi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR), XR dipandang sebagai blok bangunan metaverse.
Kepala game Tencent Steven Ma mengatakan bahwa perusahaan gencar mengembangkan teknologi XR karena meyakini teknologi tersebut potensial pada masa depan.
“Kami berharap dapat memanfaatkan kesempatan dalam 4-5 tahun ke depan untuk secara aktif bereksperimen pada software, konten, sistem, hingga tautan lainnya," katanya dikutip dari Reuters pada Rabu (29/6).
Ma mengungkapkan bahwa perusahaan telah mendirikan lini bisnis XR khusus. Lini bisnis ini akan menggabungkan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) terkait XR.
Lini bisnis ini juga akan menciptakan ekosistem tertutup yang menyatukan kedua elemen tersebut. Akan ada banyak terobosan teknologi dibuat oleh unit XR, termasuk resolusi layar perangkat virtual reality (VR) yang lebih baik dan headset VR yang lebih ringan.
Tencent juga telah mengumumkan kepada staf-nya bahwa kini terdapat formasi resmi unit XR. Kemudian, Tencent akan memiliki lebih dari 300 staf untuk menempati unit XR-nya itu.
Sebelumnya, Tencent juga telah gencar menyasar metaverse. Awal tahun ini misalnya, Tencent dikabarkan berencana mengakuisisi merek ponsel game Black Shark.
"Melalui transformasi bisnis itu, konten dan software metaverse akan disediakan oleh Tencent, sementara Black Shark memproduksi perangkat kerasnya," demikian dikutip dari Gizmochina pada Januari (10/1).
Upaya Tencent untuk masuk ke pasar metaverse juga ditunjukkan oleh petingginya. Pada November 2021, Presiden Tencent Martin Lau berharap, pemerintah Tiongkok mendukung pengembangan teknologi ini dengan peraturan khusus untuk pasar.
CEO Tencent Pony Ma juga mengungkapkan pemikiran perusahaan tentang metaverse untuk pertama kalinya pada November 2021. "Apa pun yang membuat dunia virtual lebih nyata dan dunia nyata lebih kaya dengan pengalaman virtual dapat menjadi bagian dari metaverse," ujarnya dikutip dari TechCrunch pada tahun lalu (11/11/2021).
Tencent berencana masuk metaverse karena potensinya besar. Berdasarkan riset dari PwC, nilai ekonomi teknologi VR dan AR di metaverse mampu meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) global US$ 1,4 triliun pada 2030. Selain itu, AR dan VR mampu mendorong adanya 23,3 juta pekerjaan baru pada 2030.
Sebelumnya, Pendiri Microsoft Bill Gates memperkirakan bahwa pertemuan kantor di dunia virtual atau metaverse akan menjadi tren pada 2023-2024. Menurutnya, pandemi Covid-19 mendorong banyak orang beralih ke digital, termasuk merevolusi tempat kerja.
Raksasa teknologi asal Cina, Baidu, juga memperkirakan bahwa adopsi metaverse butuh waktu enam tahun agar bisa hadir sepenuhnya secara global. Adapun Presiden HTC China Alvin Graylin juga mengatakan bahwa metaverse secara penuh akan hadir dalam lima sampai 10 tahun.
Statista pernah melakukan survei terhadap 1.000 responden untuk mengetahui kegiatan apa saja yang ingin mereka lakukan di dunia metaverse. Dan ternyata, sekitar 52% responden mengaku ingin masuk ke sana untuk mendapat pengalaman bekerja di ruang kerja virtual.