Makin Serius Garap Metaverse, Induk TikTok Akuisisi Startup VR di Cina
Induk TikTok, ByteDance mengakuisisi startup realitas maya atau virtual reality (VR) di Cina bernama PoliQ. Akuisisi ini dilakukan seiring dengan semakin seriusnya ByteDance menggarap pasar dunia virtual metaverse yang dinilai mempunyai potensi besar.
South China Morning Post melaporkan berdasarkan temuan perusahaan pelacakan pendaftaran bisnis dan merek dagang Tianyancha, pembelian PoliQ oleh ByteDance itu bernilai puluhan juta yuan.
PoliQ merupakan startup VR yang menjalankan platform sosial virtual, Vyou. Platform ini pernah populer di Cina. Vyou memungkinkan pengguna membuat avatar mereka sendiri.
Startup ini nantinya akan dimasukan ke dalam proyek pengembangan perangkat VR yang dipimpin oleh Pico. ByteDance telah mengakuisisi Pico pada tahun lalu. Melalui akuisisi ini, pendiri PoliQ Ma Jiesi akan menjabat sebagai head of the social centre department di Pico.
Ma sebelumnya merupakan direktur di unit VR Xiaomi. Ia memimpin kolaborasi antara Xiaomi dengan Oculus pada 2018. Kolaborasi ini berhasil meluncurkan Oculus Go versi Cina dari Facebook. Oculus Go menjadi salah satu perangkat VR terlaris di pasar Cina.
Akuisisi ini dilakukan seiring dengan semakin seriusnya induk TikTok itu masuk metaverse. "Akuisisi ByteDance atas PoliQ ini terjadi ketika perusahaan telah memperluas portofolio metaverse-nya, termasuk perangkat keras (hardware), platform, dan konten," demikian dikutip dari South China Morning Post, Selasa (28/6).
Sebelumnya, ByteDance telah mengakuisisi Pico Interactive senilai US$ 772 juta. Ini merupakan awal investasi besar ByteDance ke sektor metaverse.
Awal tahun ini, ByteDance juga bekerja sama dengan raksasa cip (chipset) asal Amerika Serikat (AS) Qualcomm untuk memajukan teknologi extended reality (XR) terkait metaverse.
Kemudian, Induk TikTok meluncurkan aplikasi bernama Paiduidao yang berarti pulau pesta. Paiduidao memungkinkan pengguna berinteraksi dalam komunitas virtual melalui avatar atau mirip dengan konsep metaverse.
Di dunia virtual, orang dapat berinteraksi satu sama lain dalam bentuk avatar maupun tampilan tiga dimensi lainnya.
Upaya ByteDance masuk ke metaverse juga seiring dengan potensinya yang besar. Berdasarkan riset dari PwC, nilai ekonomi teknologi VR dan augmented reality (AR) di metaverse mampu meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) global US$ 1,4 triliun pada 2030.
Selain itu, AR dan VR mampu mendorong adanya 23,3 juta pekerjaan baru pada 2030.
Sebelumnya, pendiri Microsoft Bill Gates memperkirakan bahwa pertemuan kantor di dunia virtual atau metaverse akan menjadi tren pada 2023-2024. Menurutnya, pandemi Covid-19 mendorong banyak orang beralih ke digital, termasuk merevolusi tempat kerja.
Raksasa teknologi asal Cina, Baidu, juga memperkirakan bahwa adopsi metaverse butuh waktu enam tahun agar bisa hadir sepenuhnya secara global. Adapun Presiden HTC China Alvin Graylin juga mengatakan bahwa metaverse secara penuh akan hadir dalam lima sampai 10 tahun.
Statista pernah melakukan survei terhadap 1.000 responden untuk mengetahui kegiatan apa saja yang ingin mereka lakukan di dunia metaverse. Dan ternyata, sekitar 52% responden mengaku ingin masuk ke sana untuk mendapat pengalaman bekerja di ruang kerja virtual.