Atasi Sampah Plastik Pakai AI, Pelajar RI Juara Lomba Dunia Microsoft

Microsoft
Siswa kelas 8 di Binus School Simprug Evan Felix Santoso
Penulis: Lenny Septiani
24/8/2022, 15.26 WIB

Siswa kelas 8 di Binus School Simprug Evan Felix Santoso memenangkan kompetisi global Imagine Cup Junior AI for Good Challenge 2022 yang diselenggarakan oleh Microsoft. Ia memakai teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) dalam mengatasi sampah plastik.

Kompetisi Imagine Cup Junior 2022 diikuti oleh ribuan remaja berusia 13 – 18 tahun dari berbagai belahan dunia. Ajang ini mewajibkan siswa menyuguhkan gagasan baru untuk memanfaatkan teknologi AI dalam menjawab tantangan lingkungan dan sosial saat ini.

Perlombaan itu merupakan bagian dari komitmen Microsoft dalam mengembangkan teknologi AI. Utamanya, dalam memecahkan tantangan global terkait lingkungan, humanitarian, aksesibilitas, kesehatan, serta warisan budaya.

Komitmen itu dirangkum dalam inisiatif Microsoft AI for Good, yang memungkinkan setiap pegiat AI mengakselerasi ide brilian menjadi upaya nyata yang berdampak dan scalable.

Beberapa proyek dari inisiatif itu termasuk pencegahan kepunahan spesies lewat AI for Earth, peningkatan aksesibilitas bagi kaum disabilitas melalui AI for Accessibility, serta peningkatan kapabilitas tim penyelamat di wilayah bencana dengan AI for Humanitarian Action.

Evan menjadi satu-satunya wakil Indonesia di antara 10 pemenang. Ia menyuguhkan gagasan bertajuk Sea Waste Scavengers.

Idenya berupa pemanfaatan teknologi AI untuk mengoperasikan kapal listrik bertenaga air dan surya yang dapat melacak, menemukan, dan mengambil sampah plastik di laut. Sampah ini kemudian dikirim ke fasilitas daur ulang.

Solusi berbasis teknologi AI itu bertujuan mengatasi sampah plastik di perairan Indonesia dan global yang mengancam keberlangsungan hidup biota laut.

Evan mengatakan, inspirasi Sea Waste Scavengers datang dari MAS400 atau Mayflower Autonomous Ship 400. Ini merupakan kapal bertenaga energi terbarukan yang sepenuhnya otomatis.

MAS400 dibuat dalam rangka ulang tahun ke-400 Mayflower asli yang membawa peziarah pertama ke Amerika.

“Ini jadi pengalaman anyar untuk saya yang baru belajar tentang teknologi AI. Saya sangat senang karena bisa menang,” kata Evan dalam keterangan pers, Rabu (24/8).

Ia berharap dengan membersihkan pencemaran laut, dapat menyelamatkan kehidupan tumbuhan dan hewan laut. “Maka, lautan kita tidak hanya menjadi lebih bersih, tetapi juga penuh kehidupan dan lebih Indah,” tambahnya.

Solusi Evan lewat konsep Sea Waste Scavengers menjadi semakin relevan di tengah polusi plastik di perairan Indonesia. Berdasarkan data Bank Dunia, sekitar 365,5 kiloton sampah plastik dari darat berakhir di laut Indonesia. Dua pertiganya berasal dari daratan Jawa dan Sumatra.

Indonesia menjadi salah satu kontributor sampah plastik di laut terbesar di dunia. Untuk menangani hal ini, pemerintah menargetkan peningkatan pengelolaan sampah laut hingga 70% pada 2025.

“Mengembangkan konsep yang tidak hanya memecahkan tantangan di abad ke-21, tetapi juga dapat diterapkan di banyak negara,” kata Guru Science Binus School Simprug Nikhil Loyola Dsouza.

Sebagai guru pendamping Evan, Nikhil berterima kasih kepada para mentor yang telah membantu. Ia juga berharap lebih banyak ide akan dikembangkan oleh para pemikir abad ke-21 untuk dunia yang lebih baik.

“Pencapaian ini juga merupakan salah satu contoh implementasi dari fokus sekolah kami, yaitu ‘shared values dan personalized excellence’,” kata Kepala Sekolah Science Binus School Simprug Isaac Koh.

Education Programs & Skills Lead Microsoft Indonesia Obert Hoseanto mengatakan sudah menjadi komitmen perusahaan memberdayakan setiap orang dan organisasi untuk berkontribusi baik bagi bumi. “Termasuk memberdayakan pelajar, terlepas dari usia dan pendidikannya, untuk melakukan hal yang sama,” katanya.

Menurutnya, kemenangan Evan ini membuktikan bagaimana anak Indonesia kaya akan ide segar dengan memanfaatkan teknologi.

Reporter: Lenny Septiani