Microsoft akan mengubah nama Office 365 menjadi Microsoft 365 bulan depan. Ikon, tampilan, dan fitur pun bakal berubah.
Perubahan tersebut sudah disampaikan oleh perusahaan sejak 2020. “Kami menghapus sebagian besar branding Office yang tersisa,” demikian bunyi laman pembaruan yang ditemukan oleh The Verge, dikutip dari Engadget, Jumat (14/10).
"Dalam beberapa bulan ke depan, Office.com, aplikasi seluler Office, dan aplikasi Office untuk Windows akan menjadi aplikasi Microsoft 365, dengan ikon dan tampilan baru, serta lebih banyak fitur," kata laman Microsoft FAQ.
Pengguna masih dapat mengakses Microsoft Word, Excel, dan aplikasi lain secara online di Office.com. Namun ini akan segera dialihkan ke Microsoft365.com.
Microsoft 365 memiliki logo enam sisi baru yang menggantikan lambang persegi yang digunakan saat ini. Perubahan akan terjadi bulan depan.
“Aplikasi Office untuk Windows, MacOS, iOS, dan Android akan diganti namanya pada Januari,” demikian dikutip.
Nama aplikasi tidak berubah, yakni masih menggunakan Word, Excel, PowerPoint, Teams, Outlook, Clipchamp, Stream, dan Designer. Namun, bakal ada aplikasi Microsoft 365 di perangkat seluler dan desktop sebagai pusat informasi, menampilkan rapat, file, dokumen, dan lainnya.
Nama Office tetap digunakan untuk pembelian satu kali melalui Office 2021 dan Office LTSC yang menawarkan aplikasi melalui lisensi volume. Namun, sekarang dianggap sebagai merek lama.
“Jadi semua fitur baru akan ditujukan untuk Microsoft 365 dan bukan Office,” demikian dikutip dari The Verge.
Itu artinya, pengguna yang masih menggunakan Office 365 tidak memperoleh fitur-fitur baru. Kecuali mereka ikut beralih.
Selain itu, biaya berlangganan tetap. “Tidak ada perubahan pada paket langganan Office 365,” kata Microsoft.
Namun sebenarnya, Microsoft sudah menaikkan tarif berlangganan baru dari Microsoft 365 dan Office 365 per Maret. Rinciannya sebagai berikut:
- Microsoft 365 Business Basic naik dari US$ 5 (Rp 76.945) menjadi US$ 6 (Rp 92.334) per bulan
- Microsoft 365 Business Premium naik dari US$ 20 (Rp 307.780) menjadi US$ 22 (Rp 338.558) per bulan
- Microsoft 365 E3 naik dari US$ 32 (Rp 492.448) menjadi US$ 36 (Rp 554.004) per bulan
- Office 365 E1 naik dari US$ 8 (Rp 123.112) menjadi US$ 10 (Rp 153.890) per bulan
- Office 365 E3 naik dari US$ 20 (Rp 307.780) menjadi US$ 23 (Rp 353.947) per bulan
- Office 365 E5 naik dari US$ 35 (Rp 538.615) menjadi US$ 38 (Rp 584.782) per bulan
- Microsoft 365 E5 tetap yakni US$ 57 (Rp 877.173) per bulan
Laba bersih Microsoft pun tumbuh pada Kuartal II. Hal ini dapat dilihat pada Databoks di bawah: