Ramai Pencarian Cara Hapus Twitter Usai Akuisisi Oleh Elon Musk

Unsplash
Elon Musk resmi mengakuisisi Twitter pada Kamis (27/10).
Penulis: Happy Fajrian
29/10/2022, 14.17 WIB

Pencarian kata kunci "cara menghapus akun Twitter", "hapus Twitter", dan "alternatif Twitter" meningkat usai media sosial yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat (AS) tersebut diakuisisi oleh Elon Musk.

Pakar keamanan data di perusahaan teknologi informasi (IT) Amerika Serikat (AS), Wisetek, menemukan bahwa pencarian kata kunci "how to delete Twitter" meningkat hingga 1.011% dalam 24 jam selang pengumuman akuisisi Twitter oleh bos Tesla itu.

Sementara pencarian untuk "delete Twitter" juga melonjak hingga 560%, dan pencarian "Twitter alternatives" melonjak 300% dalam rentang waktu yang sama.

“Akuisisi Twitter oleh Elon Musk sekarang selesai. Tetapi apa artinya bagi raksasa media sosial itu? Musk telah berjanji untuk melakukan perubahan, tapi tampaknya basis pengguna Twitter saat ini tidak senang dengan itu,” kata ahli keamanan data Wisetek, dikutip Sabtu (29/10).

Mereka menambahkan bahwa hal ini dapat menjadi peluang bagi beberapa pesaing untuk mendapat keuntungan, lantaran data menunjukkan pencarian kata kunci untuk “alternatif Twitter” yang melonjak 300%. Salah satunya yaitu penelusuran untuk layanan micro-blogging “Mastodon”, yang memiliki nuansa mirip Twitter, melonjak 455,5%.

“Namun, ini bukan eksodus lengkap, karena Musk menutup kesepakatan akuisisi, pencarian untuk "Cara Mendaftar ke Twitter" telah meningkat 147,3%. Juga ada lonjakan kecil dalam pencarian untuk "Twitter Sign Up" sebesar 50%, namun data menunjukkan peningkatan tajam dalam pencarian dalam 2 jam terakhir saja,” kata para pakar Wisetek.

Sebagai informasi, Wisetek adalah perusahaan global dalam disposisi aset TI (ITAD), penghancuran data yang aman, penggunaan kembali, dan layanan manufaktur teknologi di seluruh dunia dengan fasilitas di seluruh dunia di AS, Irlandia, Inggris, Timur Tengah dan Afrika, serta Thailand.

Wisetek beroperasi dari empat kantor regional di Amerika Serikat dengan lokasi di Massachusetts, Texas, California dan Virginia.

Elon Musk resmi membeli Twitter pada Kamis waktu setempat (27/10). Hari pertama menjadi pemilik perusahaan, orang terkaya di dunia ini langsung memecat tiga petinggi perusahaan.

Ketiga petinggi itu yakni Chief Executive Officer (CEO) Twitter Parag Agrawal, Chief Financial Officer (CFO) Ned Segal, serta Kepala Urusan Hukum dan Kebijakan Vijaya Gadde.

“Elon Musk menuduh mereka menyesatkan dirinya dan investor Twitter atas jumlah akun palsu di platform media sosial,” kata sumber dikutip dari Reuters, Jumat (28/10).

Sumber mengatakan, Agrawal dan Segal berada di markas Twitter di San Francisco ketika kesepakatan ditutup. “Mereka dikawal keluar,” ujar sumber.

Setelah menjadi pemilik perusahaan, Elon Musk ingin mengatasi akun-akun ini. Dia berencana membuat algoritme yang menentukan bagaimana konten disajikan kepada pengguna tersedia untuk umum. Selain itu, mencegah platform menjadi ruang gema untuk kebencian dan perpecahan.

Namun Musk belum memerinci tentang bagaimana dia akan mencapai semua itu dan siapa yang akan menjalankan perusahaan. Ia juga mengatakan bahwa dirinya berencana mengurangi jumlah pekerja.

Padahal saat berkunjung ke kantor Twitter pada Rabu (26/10) sembari membawa wastafel, ia menyampaikan tidak akan melakukan pemutusan hubungan pekerja atau PHK 75% pegawai.

Musk mengatakan, dia membeli Twitter bukan untuk menghasilkan lebih banyak uang. Tetapi “untuk membantu umat manusia, yang saya cintai,” ujarnya melalui akun Twitter-nya.