Dipecat Elon Musk, Tiga Petinggi Twitter Terima Pesangon Rp 3 Triliun

Twitter/@Paraga
Mantan CEO Twitter Parag Agrawal dan pendiri Twitter Jack Dorsey.
Penulis: Happy Fajrian
29/10/2022, 15.10 WIB

Tiga petinggi Twitter yang dipecat oleh Elon Musk dilaporkan menerima uang pisah atau pesangon senilai total US$ 122 juta atau sekitar Rp 1,9 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.557 per dolar AS.

Chief Executive Officer (CEO) Parag Agrawal, Chief Financial Officer (CFO) Ned Segal, dan kepala urusan hukum dan kebijakan Vijaya Gadde dipecat usai Musk resmi mengakuisisi Twitter pada Kamis (27/10).

Menurut sumber yang mengetahui masalah ini, Musk menuding ketiga petinggi Twitter itu telah menyesatkan dia dan investor Twitter terkait jumlah akun palsu di platform media sosial berlogo burung biru itu.

Dikutip dari Reuters, perusahaan riset Equilar, yang dikenal dengan penelitiannya tentang kompensasi eksekutif, melaporkan Agrawal menerima US$ 57,4 juta (Rp 892,9 miliar), Segal menerima US$ 44,5 juta (Rp 692,3 miliar), dan Gadde menerima US$ 20 juta (Rp 311,2 miliar).

Selain pembayaran tersebut, ketiga eksekutif tersebut juga akan menerima US$ 65 juta (Rp 1,01 triliun) secara kolektif dari Musk sebagai imbalan atas saham yang mereka miliki di perusahaan yang sekarang dia miliki secara pribadi. Dengan demikian total kompensasi yang mereka terima hampir mencapai Rp 3 triliun.

Saham Gadde adalah yang paling berharga, senilai US$ 34,8 juta (Rp 528,9 miliar) berdasarkan harga jual akhir US$ 54,20 (Rp 843.205) per saham, diikuti oleh US$ 22 juta (Rp 342,3 miliar) milik Segal, dan US$ 8,4 juta (Rp 131,7 miliar) milik Agrawal.

Agrawal, sebelumnya chief technology officer (CTO) Twitter, diangkat sebagai CEO pada November 2021. Total kompensasi yang ia terima sepanjang 2021 menurut keterbukaan informasi Twitter mencapai US$ 30,4 juta (Rp 472,9 miliar), sebagian besar dalam penghargaan saham.

Pembayaran besar kepada eksekutif yang terkait dengan perubahan kendali perusahaan adalah hal biasa untuk memperlancar transisi kepemilikan tetapi bisa kontroversial.

Keterbukaan informasi Twitter menyatakan bahwa pembayaran selama perubahan dalam acara kontrol memaksimalkan nilai pemegang saham dan mempertahankan fokus eksekutif.

Pembayaran akan mencakup 100% dari gaji pokok tahunan eksekutif, premi perawatan kesehatan, dan pemberian penghargaan ekuitas yang dipercepat.

Direktur riset Equilar Courtney Yu mengatakan tiga eksekutif Twitter yang dipecat seharusnya mendapatkan pembayaran ini kecuali Elon Musk memiliki alasan atas pemecatan itu. Penyebab dalam kasus seperti ini biasanya karena mereka melanggar hukum atau melanggar kebijakan perusahaan.