Setelah menghilang lebih dari satu bulan, hacker Bjorka kembali mengklaim membocorkan 44,2 juta data MyPertamina. Bjorka kembali hadir menjelang KTT G20 di Bali.
Dalam unggahannya di situs Breached.to, Bjorka menjelaskan MyPertamina adalah platform layanan keuangan digital dari Pertamina yang terintegrasi dengan apliksai LinkAja.
“Aplikasi ini digunakan untuk pembayaran BBM non-tunai di SPBU Pertami,” kata Bjorka, Kamis (10/11).
Hacker itu menyebut data yang bocor tersebut terdiri dari nama, email, Nomor Induk Kependudukan (NIK), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), nomor handphone, alamat, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, pendapatan (harian, bulanan, tahunan), dan lainnya.
Bjorka menjual data tersebut dengan harga US$ 25.000 atau setara dengan Rp 392 juta. Ia hanya menerima pembayaran menggunakan Bitcoin.
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga (PPN) Irto Ginting menyatakan Pertamina dan Telkom sedang melakukan investigasi bersama untuk memastikan keamanan data dan informasi terkait itu.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk tim darurat. Tim darurat itu terdiri Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN), Badan Intelijen Negara (BIN), dan Polri.
Namun, Deputi Bidang Strategi dan Kebijakan Keamanan Siber dan Sandi BSSN Irjen Pol. Dono Indarto mengatakan, penelusuran Bjorka diserahkan ke penegak hukum. "Jadi apa yang muncul, isu, dan lainnya, sudah diserahkan kepada penegak hukum," katanya di kantor Google Indonesia, Selasa (25/10).
Dia juga mengatakan bahwa pemerintah masih mengkaji data yang dicuri oleh hacker Bjorka. “Banyak sekali data yang bersifat umum, sehingga kami belum bisa mengatakan ini kebocoran data,” kata Dono.
BSSN bertugas memonitor serangan siber selama 24 jam. “Banyak sekali anomali traffic setiap hari. Dalam satu tahun lebih kurang satu miliar,” kata dia.
Sebelumnya, sejumlah media melaporkan bahwa kepolisian mengamankan pemuda berinisial MAH (21 tahun) yang diduga sebagai hacker Bjorka pada 14 September. Dia mengaku bahwa akun Telegramnya dibeli oleh seseorang bernama Bjorka.
Namun belakangan, sejumlah media melaporkan bahwa MAH menjual ponselnya kepada polisi dan diberi ganti rugi Rp 5 juta.