GoTo Ungkap Tantangan Keamanan Siber dalam Verifikasi Pengguna

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/foc.
Pengemudi daring Gojek membawa kemasan paket dari Tokopedia di Titipaja Warehouse, Jakarta, Jumat (28/5/2021).
Penulis: Lenny Septiani
Editor: Yuliawati
10/11/2022, 18.52 WIB

Coordinator for Risk Management and Cybersecurity Measurement BSSN Mohamad Endhy Aziz mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir terjadi lonjakan serangan siber di Indonesia.

Dari sisi volume, jumlah anomali cyber security dan trafik internet di Indonesia yang dipantau BSSN per 2021 terlacak sebanyak 1,6 miliar serangan. Hal tersebut meningkat lebih dari tiga kali dibandingkan tahun sebelumnya.

Endhy mengatakan bahwa sektor keuangan memiliki eksposur yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor lain. “Tentu kita perlu melihat bagaimana ekosistemnya, bagaimana bisnisnya beroperasi,” kata dia.

Dalam kasus penggunaan industri fintech di Indonesia, mulai dari peer to peer lending Anda hingga payment memiliki serangan spesifik yang berbeda. “Sehingga kita perlu waspada terhadap satu yang luar biasa,” ujar Endhy.

Berkenaan dengan isu kejahatan siber, Endhy mengatakan BSSN selalu mengingatkan agar industri mengadopsi dan mengimplementasikan security major dan cyber security framework.

Dalam hal ini, “OJK mengamanatkan industri untuk menerapkan ISO 27001 setidaknya untuk standar menengah,” kata Endhy. “Sesuai amanat OJK khususnya Fintech lending, standar ISO 27001 harus diterapkan pada dua lingkup organisasi.”

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani