Nilai pasar atau valuasi Intel turun hampir US$ 10 miliar atau sekitar Rp 156 triliun pada Jumat (28/1). Produsen cip (chip) ini terkena dampak penurunan penjualan komputer pribadi atau personal computer (pc).

Intel memperkirakan pendapatan kuartal I 2023 hanya US$ 3 miliar atau di bawah proyeksi sebelumnya. Hal ini karena pertumbuhan bisnis pusat data melambat.

Kerugian pun diprediksi melonjak.

Harga saham Intel turun lebih dari 7%. Sedangkan pesaingnya yakni Advanced Micro Devices dan Nvidia mulai pulih.

"Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan atau menjelaskan keruntuhan bersejarah Intel," kata Analis Rosenblatt Securities Hans Mosesmann dikutip dari Channel News Asia, akhir pekan lalu (28/1).

Perusahaan terus kehilangan pangsa pasar saat bersaing dengan pesaing seperti AMD yang menggandeng TSMC di Taiwan. Kerja sama itu membuat AMD bisa memproduksi cip melebihi teknologi Intel.

“Chip Genoa dan Bergamo (pusat data) AMD memiliki keunggulan dari sisi harga dan kinerja dibandingkan dengan prosesor Intel Sapphire Rapids,” kata Analis YipitData Matt Wegner.

Valuasi Intel jauh di bawah TSMC, meski di atas AMD. Rinciannya sebagai berikut:

Intel berencana memangkas biaya US$ 3 miliar tahun ini. Itu bertujuan menghasilkan US$ 7,7 miliar tunai dari operasional kuartal IV dan untuk membayar dividen US$1,5 miliar.

Belanja modal Intel diperkirakan sekitar US$ 20 miliar pada 2023. “Perusahaan harus mempertimbangkan pemotongan dividen,” kata para analis.