Satelit SATRIA 1 Baru Bisa Dipakai Tahun Depan, Ini Alasannya
Pemerintah Indonesia akan meluncurkan Satelit Multifungsi Indonesia Raya 1 atau Satelit SATRIA 1 pada Senin (19/6) waktu Indonesia di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Namun, masyarakat baru dapat menikmati fasilitas ini secara bertahap mulai Januari 2024.
Satelit ini dibangun oleh PT Satelit Nusantara III yang dikerjakan oleh Thales Alenia Space di Cannes, Prancis. Satelit ini menggunakan teknologi Very High-Throughput Satellite (VHTS) dan frekuensi Ka-Band.
Direktur Utama PT Satelit Nusantara III Adi Rahman Adiwoso mengatakan satelit memerlukan 145 hari sejak diluncurkan untuk sampai di tempat orbit, atau sampai pada November. Setelah sampai di tempat orbit, satelit akan dilakukan pengujian terhadap seluruh sistem.
“Sehingga bisa dimanfaatkan kira-kira pada akhir bulan Desember ini dan siap untuk dimanfaatkan layanannya pada Januari 2024,” katanya dalam konferensi pers 'Peluncuran Satelit Republik Indonesia (SATRIA 1)' di Media Center Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo, Selasa (13/6).
Adapun, Adi menjelaskan SATRIA 1 termasuk satelit yang modern, sehingga mempergunakan electric propulsion untuk ke orbit raising dari titik satelit dilepaskan oleh peluncur.
“Kami menggunakan empat roket kecil yang bahan bakarnya itu elektronik plasma,” katanya. Hal itu memerlukan 145 hari agar berat satelit menjadi ringan karena tidak memakai bahan bakar chemical.
Dengan metode itu, ia mengatakan satelit tersebut dapat membawa jumlah peralatan banyak dan bisa mencapai ke 150 gbps. Nantinya, Satelit SATRIA 1 akan beroperasi selama 15 tahun.
Adi menjelaskan, secara umum dan normatif, satelit mempunyai jaminan atau guarantee Lifetime selama 15 tahun oleh pabrikan. Pasalnya, semua peralatan satelit sudah diuji sampai 15 tahun.
Namun, tak jarang bahwa satelit dapat bertahan lebih dari 20 tahun, tapi tidak di garansi lagi setelah 15 tahun. “Setelah ini (15 tahun) seluruh sistemnya akan kami serahkan kepada pemerintah pada tahun ke-15,” katanya.
Kemudian, pemerintah bisa mengoperasikannya selama itu masih bisa dioperasikan lebih banyak daripada 15 tahun, tanpa adanya kompensasi lagi kepada KPBU.
Satelit seberat 4.600 kg ini akan diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 dari SpaceX perusahaan milik Elon Musk.
Setelah diluncurkan pekan depan, satelit ditargetkan dapat dimanfaatkan masyarakat secara bertahap mulai Januari 2024.
“Bagi yang ingin menyaksikan dari Indonesia,dapat disaksikan secara langsung melalui kanal YouTube Kominfo pada tgl 19 juni 2023,” kata Plt Menteri Komunikasi dan Informatika atau Menkominfo Mahfud MD dalam konferensi pers, Selasa (13/6).
Mahfud menjelaskan satelit ini diluncurkan dalam rangka pemerataan pembangunan. Terutama infrastruktur digital di pusat-pusat layanan publik seluruh indonesia.
“Ini adalah upaya untuk memeratakan pembangunan dan menginklusikan masyarakat dalam ekonomi digital dengan penyediaan internet di area manapun di negeri ini,” ujarnya.
Adapun, teknologi satelit memungkinakn akselerasi penyediaan internet di desa-desa yang tidak dapat dijangkau oleh teknologi fiber optik dalam 10 tahun ke depan.
Selain itu, akses internet yang disediakan Satria 1 ini akan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat yang memiliki akses atau mengalami kualitas internet yg belum memadai.
“Prioritas utama penerima akses internet dari strata satu adalah sektor pendidikan, fasilitas kesehatan,, kantor pemerintah daerah, serta tni dan polri,” kata dia.
Mahfud menyampaikan proyek Satria ini merupakan proyek dengan skema KPBU yaitu kerjasama pemerintah dengan badan usaha. Di mana Kominfo bertindak selaku penanggung jawab proyek kerjasama melalui badan layanan umum BAKTI Kominfo dengan PT Satelit Nusantara III sebagai badan usaha penyelenggara (BUP) satelit multifungsi ini yang dibentuk oleh konsorsium PSN.
Konsorsium PSN merupakan konsorsium perusahaan satelit swasta pertama di Indonesia yang telah memiliki pengalaman satelit operator untuk wilayah indonesia dan asia selama lebih dari 32 tahun.
Dalam tayangan video konferensi pers peluncuran Satelit Satria 1, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah telah bekerja keras membangun konektivitas digital yang menghubungkan seluruh pelosok nusantara melalui tol langit.
“Semua ini bukan hanya untuk kepentingan ekonomi semata, tetapi ini juga untuk merangkai negara kita yang sangat besar ini, untuk mempercepat pelayanan pendidikan, kesehatan, mendukung sinergi budaya nusantara,” katanya. Selain itu, untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan kita sebagai sebuah bangsa besar.