Kominfo atau Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong kolaborasi 3P yakni policy, platform, dan people atau kebijakan, aplikasi, dan sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).
Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria pun memerinci maksud dari 3P tersebut, di antaranya:
1. Kebijakan
Regulasi mengenai AI harus bermanfaat bagi semua pihak. Selain itu, berfungsi sebagai dasar melakukan tindakan afirmatif seperti menutup kesenjangan digital, dan memfasilitasi transfer teknologi AI.
"Kebijakan harus mencerminkan proyeksi masa depan tentang penggunaan AI yang aman, terjamin, dan kuat," kata Nezar dalam keterangan pers, Kamis (2/11).
2. Aplikasi
Menurut dia, diskusi mengenai keamanan AI harus ditempatkan melalui platform multilateral yang inklusif dan memungkinkan setiap pemangku kepentingan mengekspresikan keprihatinan secara terbuka.
3. SDM
Nezar menilai, pengembangan sumber daya manusia merupakan keharusan di tengah perkembangan teknologi. Kesiapan SDM juga menjadi kunci untuk mengoptimalkan manfaat dan memitigasi risiko AI.
Saat menghadiri Small Format Roundtables: Improving Frontier AI Safety: What should the International Community do? AISS 2023 di London, Inggris, Rabu (1/11), Nezar menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia siap untuk terlibat dan bertindak sebagai pembangun jembatan bagi berbagai negara terkait pengembangan teknologi AI.
"Utamanya, melalui kerja sama Selatan - Selatan, untuk mendorong pengembangan AI yang inklusif dan bermanfaat bagi semua,” kata Nezar.
Ia menyampaikan, Indonesia merekomendasikan untuk membahas rancangan komunike secara lebih inklusif, terbuka, dan dalam waktu yang cukup dengan semua negara yang diundang pada kesempatan berikutnya.
Dalam diskusi itu, Nezar mengungkapkan tiga hal yang menjadi perhatian Indonesia terkait teknologi AI, yakni:
- Melakukan tindakan afirmatif dalam pengembangan AI di negara-negara berkembang. Melalui fasilitasi kerja sama global yang inklusif, mendorong kerja sama antara perusahaan global dan pelaku industri lokal, menutup kesenjangan digital, dan memfasilitasi transfer teknologi AI.
- Memungkinkan keterlibatan dan partisipasi yang berarti dari negara-negara lain di luar negara yang hadir dalam diskusi, untuk bergabung dalam diskusi tentang Keamanan AI.
- Indonesia menyadari perkembangan yang beragam dan menghormati peran dan kapasitas yang sama, namun berbeda dari setiap negara dalam pengembangan pengetahuan AI.
Dalam diskusi AISS Session 1: Risks from Unpredictable Advances in Frontier AI Capability, Nezar menyampaikan bahwa Indonesia menyerukan tiga hal berkaitan dengan pemanfaatan teknologi AI, di antaranya:
- Setiap pihak bertanggung jawab atas penggunaan AI
- Memungkinkan platform komunikasi global yang lebih kuat dan inklusif untuk secara teratur mendiskusikan perkembangan, kemajuan, dan perilaku pemanfaatan AI
- Tidak menggunakan AI dengan tujuan menyakiti atau memfasilitasi aktivitas berbahaya