Microsoft gencar berinvestasi di bidang kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), termasuk menyuntik pembuat ChatGPT yakni OpenAI sejak 2019. Raksasa teknologi ini kini menyepakati kontrak 10 tahun US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 23,4 triliun dengan perusahaan telekomunikasi asal Inggris Vodafone.
Dana itu akan digunakan untuk pengembangan AI yang berfokus pada pelanggan Microsoft khususnya layanan Azure OpenAI dan chatbot Copilot. Selain itu, meningkatkan skala platform keuangan seluler Vodafone di Afrika.
Kemitraan Microsoft dan Vodafone itu menargetkan lebih dari 300 juta bisnis dan konsumen di Eropa dan Afrika.
Kepala Eksekutif Vodafone Margherita Della Valle menyampaikan, kesepakatan itu akan mempercepat transformasi digital pelanggan bisnis, khususnya perusahaan kecil dan menengah.
Platform keuangan M-PESA Vodafone akan menggunakan teknologi AI Microsoft untuk chatbot TOBi supaya memberikan respons yang lebih konsisten dan cerdas terhadap pertanyaan.
Sementara itu, Chief Commercial Officer Microsoft Judson Althoff mengatakan kekuatan Vodafone di bidang Internet of Things (IoT) dan layanan keuangan merupakan hal yang penting secara strategis.
“Aset IoT sangat penting dalam membantu kami memenuhi kebutuhan keberlanjutan dari banyak pelanggan kami di sektor-sektor yang sulit untuk dikurangi,” ujar Judson dikutip dari Reuters, Selasa (16/1).
“IoT Vodafone memungkinkan kami membuat model yang sesuai untuk manufaktur, penyimpanan data berskala besar, dan menggunakan AI untuk membantu pelanggan mencapai tujuan keberlanjutan mereka,” Judson menambahkan.
Microsoft Ingin Kalahkan Google
Setelah menyuntik OpenAI, Microsoft berambisi merebut pasar Google seperti mesin pencarian atau search dan platform peramban alias browser.
Nilai pasar layanan peramban diperkirakan US$ 200 miliar atau sekitar Rp 3.120 triliun. Berdasarkan data Statista per 2022, layanan pencarian (browser) Google Chrome menguasai 84% pasar.
Microsoft Bing 8,95%, Yahoo 2,6%, Baidu Cina 0,67%, Yandex Rusia 1,51%, dan Duckduckgo 0,84%.
Lalu, nilai pasar periklanan digital US$ 570 miliar atau sekitar Rp 8.893 triliun. Google meraup US$ 59 miliar dari iklan hanya selama tiga bulan pada kuartal IV. Microsoft memperoleh US$ 18 miliar setahun penuh.
CEO Microsoft Satya Nadella optimistis perusahaannya bisa mengalahkan Google lewat ChatGPT.
Ia mengakui bahwa Google mendominasi pasar peramban dengan margin yang signifikan. “Google menghasilkan lebih banyak uang daripada Microsoft,” kata Nadella dalam acara podcast The Verge, pada Februari 2023 (8/2/2023).
Ia berharap akan ada pesaing lain, sehingga penyebaran pangsa pasar lebih merata. Ia berjanji Microsoft Bing akan membantu publisher mendapatkan traffic dari berbagai sumber.
Selain itu, pengiklan bakal mendapatkan harga lebih baik dan pengguna memiliki inovasi hebat. “Pikirkan betapa hebatnya hari itu,” ujarnya.
Nadella menyatakan sangat menghormati CEO Google Sundar Pichai dan tim. Ia juga menyebut Google seperti gorila 800 pon.
“Saya sangat mengagumi Google dan apa yang telah mereka lakukan,” katanya. “Saya hanya ingin berinovasi. Kami bertanding hari ini. Hari ini adalah hari ketika kami membawa lebih banyak kompetisi untuk layanan browser.”
Nadella mencatat ada 10 miliar kueri penelusuran setiap hari, tetapi perusahaan memperkirakan setengahnya tidak terjawab. Beberapa pertanyaan atau tugas yang rumit, masih belum tersedia jawaban.
Oleh karena itu, Microsoft terus mengembangkan ChatGPT dan model bahasa besar alias large language model (LLM) supaya lebih cepat, lebih akurat, dan lebih mumpuni.