Raksasa pembayaran Mastercard menyatakan telah membangun model kecerdasan buatan atau artificial intelligence generative (AI generatif) miliknya sendiri untuk membantu ribuan bank dalam jaringannya mendeteksi dan membasmi transaksi penipuan.
Model AI perusahaan yang bernama Decision Intelligence Pro, akan memungkinkan bank-bank untuk menilai transaksi yang mencurigakan di jaringannya dengan lebih baik secara real-time. Selanjutnya, perusahaan dapat menentukan apakah transaksi tersebut sah atau tidak.
Presiden unit bisnis siber dan intelijen Mastercard, Ajay Bhalla, mengatakan bahwa solusi AI yang baru ini merupakan jaringan saraf tiruan yang bersifat eksklusif dari Mastercard. Teknologi ini dibangun dari nol oleh tim keamanan siber dan anti-penipuan perusahaan.
"Kami menggunakan model transformer yang pada dasarnya membantu mendapatkan kekuatan AI generatif," kata Bhalla dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (1/2).
Bhalla mengatakan, teknologi pengambilan keputusan transaksi yang baru dari Mastercard dapat membantu lembaga keuangan untuk meningkatkan tingkat deteksi penipuan sebesar 20% secara rata-rata. “Dalam beberapa kasus, model ini telah meningkatkan tingkat deteksi penipuan hingga 300%,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa keseluruhan model AI ini dibangun secara internal oleh tim keamanan siber dan anti-penipuan, dari semua jenis data dari ekosistem perusahaan. “Karena sifat bisnis yang kami jalani, kami melihat semua data transaksi yang datang kepada kami dari ekosistem,” kata dia.
Dalam beberapa kasus, Mastercard mengandalkan open source namun sebagian besar teknologinya dibuat secara internal.
Algoritma milik Mastercard dilatih berdasarkan data dari sekitar 125 miliar transaksi yang melalui jaringan kartu perusahaan setiap tahunnya. Data tersebut membantu AI memahami hubungan antara pedagang dan memprediksi di mana transaksi penipuan terjadi.
Algoritma Mastercard menggunakan riwayat kunjungan merchant pemegang kartu. Ini merupakan petunjuk untuk menentukan apakah bisnis yang terlibat dalam suatu transaksi adalah tempat yang mungkin akan dikunjungi pelanggan.
Algoritma tersebut kemudian menghasilkan jalur melalui jaringan Mastercard untuk menemukan jawabannya dalam bentuk skor. Perusahaan mengklaim proses ini hanya membutuhkan waktu 50 milidetik.
Mastercard mengatakan bahwa mereka telah menginvestasikan lebih dari US$ 7 miliar untuk keamanan siber dan teknologi AI selama lima tahun terakhir. Hal ini termasuk sejumlah akuisisi, seperti membeli perusahaan keamanan siber Swedia, Baffin Bay Networks pada Maret 2023.
Perusahaan pesaing Visa ini juga telah melakukan investasi sendiri di bidang AI, termasuk dana ventura senilai US$ 100 juta untuk startup AI generatif yang didirikan oleh perusahaan pada Oktober 2023.
Meskipun masih dalam tahap awal, Mastercard memprediksi algoritma ini memungkinkan bank hemat hingga 20%, dengan menghilangkan sebagian besar biaya yang biasanya mereka keluarkan untuk menilai transaksi yang tidak sah.
Bhalla mengatakan, potensi sebenarnya dari teknologi Mastercard ini yakni untuk mengidentifikasi pola dan tren penipuan, selain itu, memprediksi jenis-jenis penipuan di masa depan yang saat ini belum diketahui dalam ekosistem pembayaran.
"Keunggulan ekosistem Mastercard yakni, kami dapat melihat data dari seluruh nasabah kami secara global dari transaksi-transaksi tersebut," ujar dia.
"Hal ini membantu kami untuk benar-benar melihat penipuan dan pola-pola di seluruh ekosistem secara global," ujarnya lagi/
Selain Mastercard, PayPal juga mengumumkan produk baru berbasis AI minggu lalu.