Jokowi Ungkap Alasan Apple Tak Bangun Pabrik iPhone di Indonesia

Katadata/Lenny Septiani
Presiden Jokowi atau Joko Widodo meresmikan laboratorium pengujian alat dan perangkat telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara, Selasa (7/5).
Penulis: Lenny Septiani
7/5/2024, 13.29 WIB

Apple belum juga memiliki pabrik iPhone maupun iPad di Indonesia. Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan alasan perusahaan asal Amerika ini belum juga memiliki fasilitas manufaktur di Tanah Air.

Salah satu alasannya, jumlah supplier atau pemasok bahan baku perangkat Apple di Indonesia jauh lebih sedikit dibandingkan negara tetangga. “Dari 320 supplier perangkat Apple di dunia, dari Indonesia hanya dua,” kata Jokowi dalam sambutannya pada acara Peresmian Indonesia Digital Test House (IDTH) / Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi oleh Presiden, di Depok, Selasa (7/5).

Ia mencatat, supplier bahan baku produk Apple di Filipina 17, Malaysia 19, Thailand 24, dan Vietnam 72.

Jokowi menyayangkan hal tersebut, mengingat Produk Domestik Bruto atau PDB Indonesia merupakan yang terbesar di ASEAN yakni 46%. “Akan tetapi supplier di Indonesia hanya dua,” ia menambahkan.

Oleh karena itu, Jokowi menilai bahwa upaya mendorong jumlah pemasok bahan baku perangkat Apple menjadi pekerjaan besar yang harus dikejar oleh pemerintah. “Harus meningkatkan kemampuan industri teknologi lokal, dan tidak boleh hanya menjadi pasar,” kata dia.

Imbas minimnya jumlah pemasok bahan baku, ponsel pintar alias smartphone maupun perangkat elektronik lainnya yang digunakan oleh masyarakat Indonesia masih bersifat impor.

“Nilai defisit perdagangan sektor ini hampir US$ 2,1 miliar atau lebih dari Rp 30 triliun,” ujar Jokowi.

Selain itu, impor masih mendominasi dalam hal permohonan uji perangkat di Indonesia. Gadget tersebut sebagian besar berasal dari Cina yakni 3.046, sementara dari dalam negeri hanya 632 perangkat.

Investasi Apple di Vietnam pun jauh lebih besar ketimbang di Indonesia. Produsen iPhone ini meningkat investasi di Vietnam dua kali lipat sejak 2019. Total investasi sejak 2019 400 triliun dong atau sekitar Rp 256,5 triliun.

Apple mulai beroperasi di Vietnam lebih dari satu dekade lalu. Produsen iPhone ini menyebut sudah menciptakan lebih dari 200 ribu lapangan kerja di negara ini.

Perusahaan Amerika itu memiliki 26 pemasok dengan 28 pabrik di Vietnam, menurut daftar 2022. Sebagian besar berlokasi di bagian utara, sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rantai pasok yang ada di Cina selatan.

Vietnam Utara juga secara historis merupakan pusat pembuatan produk elektronik, serta memiliki tenaga kerja yang murah dan terampil.

“Tidak ada tempat seperti Vietnam, negara yang dinamis dan indah,” kata Tim Cook dalam siaran pers, bulan lalu (15/4).

Keputusan Apple meningkatkan produksinya di Vietnam bertepatan dengan inisiatif jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan rantai pasok di Cina. Ini merupakan proses yang memakan waktu bertahun-tahun sejak gangguan rantai pasok saat pandemi Covid-19 yang menyebabkan banyak masalah bagi Apple.

Puncaknya pada 2022, ketika pabrik milik salah satu pemasok utama Apple, Foxconn, ditutup di Cina karena virus corona dan laporan kondisi tenaga kerja yang buruk. Kondisi ini merugikan perusahaan US$ 1 miliar per minggu.

Penutupan pabrik menyebabkan kekurangan sekitar enam juta iPhone, menurut Bank of America.

Setelah kejadian itu Apple mulai mendorong untuk memindahkan rantai pasok ke negara lain di Asia Tenggara.

Apple pun mengumumkan peningkatan investasi di Vietnam. Apple sudah membuat beberapa produk di Vietnam, termasuk Airpods dan Apple Watches.

Pada Desember 2023, Apple memindahkan beberapa produksi iPad dari Cina ke Vietnam. Beberapa pemasok utama Apple, seperti Foxconn di Taiwan serta Luxshare yang membuat iPhone dan headset Apple Vision Pro yang baru dirilis, juga memperkuat rantai pasok di Vietnam.

Sementara di Indonesia, Apple hanya berinvestasi Rp 1,6 triliun untuk membangun empat Apple Developer Academy.

Reporter: Lenny Septiani