Starlink memberikan diskon 40% untuk penjualan perangkat di Indonesia hingga 10 Juni. Meski begitu, peneliti di Data and Democracy Research Hub menilai perusahaan milik Elon Musk ini tidak melakukan predatory pricing.
Menurut Organization for Economic Co-Operation and Development atau OECD, predatory pricing merupakan strategi perusahaan menetapkan harga sangat rendah atau di bawah rerata pasar, dalam jangka waktu tertentu.
“Kekhawatiran mengenai predatory pricing oleh Starlink boleh jadi terlalu berlebihan karena harga Starlink lebih tinggi daripada provider lokal saat ini,” demikian isi keterangan pers Monash University Indonesia mengutip pernyataan Peneliti Data and Democracy Research Hub Arif Perdana, Selasa (28/5).
Ia mencatat, operator seperti XL Axiata dan Indosat mengkaji potensi kerja sama dengan Starlink untuk memperluas jangkauan layanan, terutama di daerah terpencil.
“Pemerintah harus memantau harga dan praktik bisnis untuk mencegah strategi predatory pricing dan memastikan persaingan yang adil. Kerja sama dan regulasi yang tepat dapat memastikan sinergi positif tanpa mengorbankan keberadaan operator lokal,” demikian dikutip.
Starlink memberikan diskon 40% untuk pembelian perangkat di Indonesia. “Penawaran early adaptor, berakhir 10 Juni. Harga perangkat dari Rp 7,8 juta menjadi Rp 4,68 juta,” kata Starlink dalam laman resmi.
Starlink Indonesia juga menyediakan layanan uji coba 30 hari untuk konsumen perumahan dan perkantoran, serta dua minggu untuk kapal dan mobilitas darat.
Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, perangkat Starlink lebih mahal ketimbang operator seluler lokal sekalipun didiskon 40%. Harga perangkat Telkomsel Orbit misalnya, sebagai berikut:
- Orbit Star A1: Rp 479.000
- Kecepatan rata-rata: 15 Mbps
- Koneksi: Hingga 32 perangkat
- Bonus: 150 GB data internet
- Orbit Star 2: Rp 629.000
- Kecepatan rata-rata: 15 Mbps
- Koneksi: Hingga 32 perangkat
- Bonus: 150 GB data internet
- Orbit Star Z1: Rp 599.000
- Kecepatan rata-rata: 15 Mbps
- Koneksi: Hingga 32 perangkat
- Bonus: 150 GB data internet
- Orbit Pro: Rp 1.139.000
- Kecepatan rata-rata: 21,6 Mbps
- Koneksi: Hingga 64 perangkat
- Bonus: 150 GB data internet
- Orbit Pro H1: Rp 1.699.000
- Kecepatan hingga 33 Mbps
- Koneksi: Hingga 64 perangkat
- Bonus: 150 GB data internet
- Orbit Max H1: Rp 2.199.000
- Kecepatan hingga 50 Mbps
- Koneksi: Hingga 64 perangkat
- Bonus: 150 GB data internet
Akan tetapi, harga internet Starlink Rp 750 ribu per bulan dengan kecepatan internet tembus 360 Mbps atau Mega bit per detik di Bandung Barat dan rata-rata 250 Mbps, tergolong lebih murah ketimbang operator seluler lain yang menawarkan rerata 50 Mbps.
Harga internet Starlink hampir mirip dengan First Media yang menyediakan layanan dengan kecepatan 250 Mbps dan dibanderol Rp 776.445.