Sejumlah bandara, maskapai penerbangan, toko kelontong hingga telepon 911 terganggu akibat layanan Windows Microsoft alami gangguan. Berikut detail penyebabnya.
Microsoft menjelaskan bahwa gangguan diakibatkan oleh pembaruan atau update layanan keamanan siber CrowdStrike.
“Kami memperkirakan update CrowdStrike mempengaruhi 8,5 juta perangkat Windows, atau kurang dari 1% dari semua mesin Windows,” tulis Microsoft dalam blog, dikutip dari Reuters, Minggu (21/7). "Meskipun persentasenya kecil, dampak ekonomi dan sosial yang luas mencerminkan penggunaan CrowdStrike oleh perusahaan yang menjalankan banyak layanan penting.”
CrowdStrike merupakan firma keamanan siber yang berkantor pusat di Austin, Texas. Perusahaan ini menyediakan perangkat lunak antivirus untuk Microsoft pada perangkat Windows, dan banyak industri di seluruh dunia, mulai dari perbankan, ritel hingga perawatan kesehatan.
Perangkat lunak CrowdStrike biasanya digunakan untuk melindungi perangkat dari pelanggaran dan peretas.
Microsoft mengatakan bahwa CrowdStrike akan mempercepat perbaikan. Raksasa teknologi ini juga bekerja sama dengan Amazon Web Services dan Google Cloud Platform, berbagi informasi tentang dampak yang dialami Microsoft di seluruh industri.
Microsoft dalam unggahan di X mengatakan, berbagai layanan termasuk PowerBI, Microsoft Fabric, Microsoft Teams, dan pusat admin Microsoft 365, terimbas gangguan. Microsoft masih terus perbaikan layanan dan melakukan tindakan mitigasi.
CEO CrowdStrike George Kurtz mengatakan, insiden yang disebut ‘Blue Screen of Death’ ini bukan karena persoalan keamanan atau serangan siber, melainkan pembaruan aplikasi keamanan siber Falcon Sensor.
“CrowdStrike mengetahui laporan kerusakan pada Windows terkait dengan Sensor Falcon,” kata Kurtz melalui laman resmi perusahaan.
Falcon adalah produk CrowdStrike yang berfungsi untuk menghentikan pelanggaran melalui teknologi yang disediakan melalui cloud yang mencegah semua jenis serangan.
"Ini bukan pembaruan kode," kata Kurtz. Pembaruan konten. Artinya, ada satu berkas yang menjalankan logika tambahan tentang cara perusahaan dalam mencari pelaku kejahatan. “Dan logika ini didorong keluar dan menyebabkan masalah hanya di lingkungan Microsoft yang khusus untuk bug yang kami miliki,” ujar dia.
Kurtz menambahkan bahwa perusahaan mengidentifikasi hal ini dengan sangat cepat dan mengembalikan berkas konten khusus ini.
"Kami bekerja secara individual dengan masing-masing pelanggan untuk memastikan bahwa kami dapat membantu mereka beroperasi dan berjalan," kata Kurtz.