Perusahaan dan konglomerat di Timur Tengah kini masif berinvestasi di teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI). Pendanaan dari kawasan ini ke perusahaan AI naik lima kali lipat tahun lalu, menurut laporan Pitchbook.

Perusahaan investasi asal Uni Emirat Arab MGX pada minggu ini, dikabarkan ingin menjadi investor OpenAI. CNBC Internasional melaporkan bahwa pembuat ChatGPT OpenAI menargetkan valuasi US$ 150 juta atau Rp 2,2 triliun lewat pendanaan ini.

MGX juga bergabung dalam kerja sama infrastruktur AI yang terdiri dari BlackRock, Microsoft, dan Global Infrastructure Partners. Kemitraan ini bertujuan beroleh pendanaan US$ 100 juta untuk pusat data dan infastruktur investasi lain.

MGX yang baru berdiri Maret merupakan perusahaan pendanaan khusus AI. Pembentukan perusahaan investasi ini menggaet korporasi investasi dari Abu Dhabi, Mubadala dan perusahaan AI, G42.

Mubadala berinvestasi di rival OpenAI, Anthropic. Perusahaan asal Uni Emirat Arab ini menjadi salah satu perusahaan investasi paling aktif dengan delapan kesepakatan terkait AI sepanjang empat tahun terakhir.

Dana Investasi Publik atau PIF Arab juga tengah berdiskusi untuk bekerja sama dengan perusahaan pendanaan asal Amerika Andreessen Horowitz dalam proyek US$ 40 miliar. PIF juga sudah meluncurkan perusahaan pendanaan khusus AI bernama Saudi Company for Artificial Intelligence alias SCAI.

PIF berinvestasi US$ 925 miliar sebagai bagian inisiatif Visi 2030 Putra Mahkota Mohammed bin Salman. PIF berinvestasi di Uber, liga golf LIV, dan sepak bola.

Perusahaan-perusahaan pendanaan di Timur Tengah termasuk yang memiliki cukup dana untuk bersaing dengan Microsoft dan Amazon dalam hal investasi ke AI. Mubadala mengelola dana US$ 302 miliar, Abu Dhabi Invesment Authority US$ 1 triliun, Qatar Investment Authority US$ 475 miliar, dan pendanaan Kuwait US$ 800 juta.

Selain itu, Goldman Sachs mencatat total kekayaan Gulf Cooperation Council alias Dewan Kerja sama untuk Negara Arab di Kawasan Teluk, mencapai US$ 3,5 triliun pada 2026. Dewan ini terdiri dari Uni Emirat Arab, Bahrain, Arab Saudi, Oman, Qatar, dan Kuwait.

Banjirnya pendanaan ke perusahaan AI membuat investor di Silicon Valley, Amerika khawatir bahwa fenomena boom startup. Perusahaan investasi asal Jepang SoftBank misalnya, berinvestasi di banyak startup termasuk WeWork yang berakhir bangkrut pada tahun lalu.

Reporter: Amelia Yesidora