WHO Gandeng Influencer TikTok Bikin Konten Kesehatan Mental

YouTube Lucky Yogasatria, Instagram Farhan Zubaedi dan Santi Yuliani
Influencer Lucky Yogasatria, Farhan Zubaedi, Santi Yuliani
Penulis: Desy Setyowati
15/11/2024, 11.41 WIB

TikTok, WHO Indonesia, serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau Kemen PPPA membuat program kesehatan mental. Mereka juga menggandeng influencer seperti Farhan Zubaedi, Santi Yuliani, Lucky Yogasatria.

Program itu bertujuan meningkatkan kesadaran dan literasi kesehatan mental di Indonesia. Program WHO, TikTok, dan Kemen PPA ini digelar selama November 2024 hingga April 2025.

Data Survei Indonesia - National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) pada 2022 menunjukkan satu dari tiga remaja (34,9%) atau sekitar 15,5 juta remaja mengalami masalah kesehatan mental. Namun hanya 2,6% yang mengakses fasilitas kesehatan mental atau konseling.

Hal itu menunjukkan perlunya upaya bersama dalam meningkatkan kesadaran atas kesehatan mental, baik bagi diri sendiri, keluarga, dan orang di lingkungan sekitar.

Program WHO dan TikTok kali ini meliputi pembuatan konten dari para kreator lokal di jaringan Fides, seperti Farhan Zubaedi, Santi Yuliani, Lucky Yogasatria. Influencer ini akan menerjemahkan penelitian ilmiah yang kompleks menjadi konten video yang mudah dimengerti dari berbagai macam topik di bidang kesehatan.

Pendekatan itu sejalan dengan data riset YouGov dan TikTok pada 2022, yakni 77% responden di Indonesia merasa nyaman berbicara tentang kesehatan mental. Rinciannya sebagai berikut:

  • Lebih dari 50% di antaranya memilih untuk bercerita ke anggota keluarga
  • 52% bercerita ke tenaga profesional seperti psikolog
  • 40% meminta bantuan dan saran tentang kesehatan mental ke teman dekat.

Program kesehatan mental itu juga melibatkan organisasi nirlaba, Into The Light Indonesia, untuk mempromosikan informasi kesehatan mental yang terbukti secara ilmiah.

TikTok dan WHO juga menyediakan akses ke program dan sumber daya pelatihan untuk para kreator video singkat terpilih, Mindful Makers, agar bisa semakin menyebarkan konten dan informasi yang kredibel tentang kesehatan mental di platform, antara lain dr. Clarin Hayes, Meisya Salwa, Halimah, Eva Alicia, Indah SJ, M.Psi., Wiwi Fauziah.

Ada juga dr. Agus Prasetyo atau biasa dikenal dengan dr. Pras, yang aktif mengedukasi komunitas TikTok terkait informasi kesehatan lewat fitur live streaming.

“Kami percaya pendekatan kolaboratif antara platform digital, pemerintah, kreator, dan organisasi nirlaba menjadi sangat penting, karena kompleksitas isu kesehatan mental tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak saja," ujar Public Policy & Government Relations TikTok Indonesia Marshiella Pandji dalam keterangan pers, Jumat (15/11).

Wakil Menteri Kemen PPPA Veronica Tan menambahkan, kementerian memiliki 301 layanan Puspaga atau Pusat Pembelajaran Keluarga yang diharapkan menjadi garda terdepan untuk memberikan layanan konseling awal hingga rujukan ke layanan kesehatan mental dan psikososial.

Sementara itu, Deputi Perwakilan WHO untuk Indonesia Dr. Momoe Takeuchi menyampaikan, jaringan Fides WHO merupakan sumber berharga untuk mempromosikan informasi kesehatan mental yang kredibel di platform media sosial.

“Kami berharap program ini mendorong kaum muda untuk merasa lebih nyaman berdiskusi dan mencari dukungan terkait kesehatan mental, yang secara tidak langsung berkontribusi pada masa depan yang lebih sehat," kata dia.