PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau Telkom menargetkan pembangunan pusat data berkapasitas total 500 Megawatt atau MW pada 2030. Data center akan dibuat dengan konsep ramah lingkungan.
Dalam laporan ‘Keberlanjutan Telkom 2023’, perusahaan menghasilkan emisi karbon dari konsumsi listrik dan Bahan Bakar Minyak alias BBM 1,7 juta ton per tahun. Telkom menargetkan emisi karbon berkurang 20% - 25% pada 2030.
Di satu sisi, Telkom menargetkan pembangunan pusat data 500 MW hingga 2030 untuk memenuhi tingginya adopsi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) oleh industri. Data center membutuhkan energi yang besar.
Oleh karena itu, Telkom mendorong pembangunan green data center dengan pengelolaan energi berbasis AI. Metode ini diklaim dapat mendorong efisiensi energi dan mengurangi biaya operasional.
"Requirement power untuk data center ini besar sekali. Jadi kebutuhan AI di data center sangat besar," kata kata Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah pada acara Aksi Restorasi Bumi di Demak, Jumat (15/11).
Saat ini Telkom mengoperasikan 32 pusat data di Indonesia maupun di luar negeri dengan total kapasitas 42 MW. Perusahaan mengantongi pendapatan dari bisnis pusat data dan cloud Rp 1 triliun selama semester pertam.
Telkom Indonesia meluncurkan data center neuCentrIX di Pugeran Yogyakarta pada Oktober. Ini merupakan pusat data kedua di Yogyakarta setelah sebelumnya hadir di Kotabaru.
neuCentrIX Yogyakarta tersambung dengan neuCentrIX Semarang secara seamless. Layanan data center ini memfasilitasi berbagai layanan operasional untuk berbagai sektor yang membutuhkan digitalisasi.
Telkom juga membangun data center di Kota Batam, yang diumumkan pada Juni. Pusat data ini diharapkan dapat menangkap peluang dari kebutuhan permintaan data center yang berasal dari Singapura.
Selain itu, Telkom beserta konsorsium yang terdiri dari SingTel, Medco Power Indonesia berinvestasi Rp 1,4 triliun untuk membangun data center dengan infrastruktur berbasis AI dalam lima tahun ke depan.