OpenAI, induk usaha ChatGPT, dituntut lima perusahaan media asal Kanada. Gugatan ini menuding OpenAI melanggar hak cipta dengan menggunakan artikel mereka sebagai bahan pelatihan kecerdasan buatan tanpa izin atau kompensasi.

Langkah hukum yang diambil menjadi bagian dari gelombang tuntutan terhadap OpenAI dan perusahaan teknologi lainnya oleh kreator konten, mulai dari penulis hingga penerbit musik, yang merasa dirugikan oleh penggunaan data mereka secara ilegal.

Kelima perusahaan tersebut adalah Torstar, Postmedia, The Globe and Mail, The Canadian Press, dan CBC/Radio-Canada. Sebagian media menuding OpenAI mengambil potongan-potongan (scraping) konten dari situs mereka untuk mengembangkan teknologi AI generatifnya.

Dalam pernyataan bersama, mereka menegaskan tindakan ini tidak hanya melanggar hukum tetapi juga merugikan industri jurnalistik. “Jurnalisme adalah untuk kepentingan publik. OpenAI menggunakan jurnalisme perusahaan lain untuk keuntungan komersial mereka sendiri tidak. Itu ilegal," kata mereka, dikutip dari Reuters, Senin (2/11).

Gugatan ini diajukan ke pengadilan tinggi Ontario pada Jumat (29/11) lalu. Gugatan berisi dokumen setebal 84 halaman yang menuntut ganti rugi finansial serta perintah permanen untuk menghentikan OpenAI menggunakan materi milik mereka tanpa persetujuan.

Menurut dokumen tersebut, OpenAI dituduh secara sengaja melanggar hak cipta dengan menggunakan karya-karya jurnalistik tanpa memberikan imbalan apa pun.

Dalam tanggapannya, OpenAI menyatakan data yang digunakan untuk melatih model mereka berasal dari sumber yang tersedia untuk umum dan berlandaskan pada prinsip penggunaan wajar (fair use) sesuai hukum hak cipta internasional.

“Kami berkolaborasi erat dengan penerbit berita, termasuk dalam tampilan, atribusi, dan tautan ke konten mereka dalam pencarian ChatGPT, dan menawarkan mereka cara mudah untuk memilih keluar jika mereka menginginkannya," kata juru bicara perusahaan, dikutip dari Reuters.

Kasus ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, gugatan terhadap OpenAI yang diajukan oleh outlet berita Raw Story dan AlterNet di Amerika Serikat ditolak oleh hakim federal di New York. Di sisi lain, miliarder Elon Musk baru-baru ini memperluas gugatan terhadap OpenAI dengan melibatkan Microsoft, menuduh kedua perusahaan secara ilegal berupaya memonopoli pasar AI generatif.

Sebelumnya, media asal Amerika Serikat The New York Times juga menggugat pembuat ChatGPT yakni OpenAI dan Microsoft. Gugatan terkait pelanggaran hak cipta atas karya yang dipublikasikan secara tidak sah untuk melatih teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

The New York Times menjadi media besar AS pertama yang menggugat perusahaan pencipta ChatGPT dan platform AI populer lainnya. Dalam gugatan yang diajukan di Pengadilan Distrik Federal di Manhattan, jutaan artikel yang diterbitkan oleh The New York Times digunakan untuk melatih chatbot AI. Media AS ini tidak memerinci uang ganti rugi.

Reporter: Kamila Meilina