Pemerintah Mesir membuka kemungkinan untuk memperpanjang perundingan COP27 hingga Minggu (20/11), seiring dengan negosiasi para pihak yang masih buntu.

Jumat (18/11) seharusnya menjadi menjadi hari terakhir COP27. Namun, hingga pukul 15.00 waktu setempat, setidaknya terdapat 14 dokumen agenda yang belum disepakati. Hanya sembilan yang sudah disepakati dan delapan lainnya berstatus ‘bersih’ yang berarti tidak ada masalah di dokumen tersebut, tetapi belum resmi disepakati.

Perwakilan Spesial Presidensi Mesir Wael Aboulmagd mengatakan perpanjangan masa perundingan bukan hal baru dalam gelaran COP. Dalam sejarahnya, COP seringkali molor hingga satu atau dua hari. 

“Kami bahkan siap memperpanjang sampai Senin kalau dibutuhkan dan memungkinkan,” katanya dalam konferensi pers, Jumat (18/11).

Aboulmgd mengatakan pihaknya sudah memasukkan draf Dokumen Kesepakatan (Cover Text) COP27 Mesir pada 09.00 waktu setempat. Presidensi Mesir menurutnya membutuhkan waktu lama untuk mengakomodir isu-isu kompleks yang berkembang selama COP27.

Selain Cover Text yang masih menjadi pembahasan, pembahasan soal mekanisme Loss and Damage juga masih buntu. Mekanisme ini, yang mendorong negara maju membayar sejumlah uang kepada negara berkembang, saat ini memiliki tiga draf yang sedang didiskusikan. 

Pertama, draf yang berisi kesepakatan untuk mengabulkan pembayaran dana Loss and Damage. Kedua, draf dokumen untuk menunda pembahasan hingga COP28 di Dubai pada 2023 mendatang. Ketiga, draf dokumen yang berisi penolakan untuk memasukkan Loss and Damage dalam kerangka perubahan iklim.

“Loss and Damage bahkan sebelumnya tidak masuk dalam perundingan COP27. Baru beberapa menit sebelum pembukaan di tanggal 6 November, mekanisme itu akhirnya sepakat akan dibahas di perundingan,” ujar Aboulmagd.

Presiden COP27 Sameh Shoukry sebelumnya menyebut masih ada banyak isu dalam negosiasi yang buntu. Menurutnya, meskipun ada banyak diskusi konstruktif yang berkembang, ada beberapa isu yang dianggap oleh beberapa pihak bukan hal penting dalam upaya melawan perubahan iklim.

“Hari ini kita harus bergerak cepat. Kita tidak punya banyak waktu lagi,” ujarnya.



Reporter: Rezza Aji Pratama