Coca-cola Europacific Partners Indonesia atau CCEP Indonesia dan Dynapack Asia meresmikan fasilitas daur ulang botol plastik Polyethylene Terephthalate atau PET yang dikelola oleh PT Amandina Bumi Nusantara, di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (8/2). Pabrik ini berhasil menarik sekitar 30.000 tenaga kerja.
General Manager Amandina Bumi Nusantara, Suharji Gasali, mengatakan pabrik daur ulang botol plastik tersebut berhasil menarik 150 tenaga kerja. Namun, jika dihitung secara keseluruhan total tenaga kerja yang terlibat mencapai 30.000 orang, yaitu termmasuk pemulung hingga bank sampah.
“Kalau dihitung secara keseluruhan sekitar 30.000 orang termasuk pihak-pihak luar yang berhubungan langsung dengan kita,” ujarnya saat ditemui di Pabrik Daur Ulang Botol Plastik, Cikarang, Rabu (8/2).
Suharji mengatakan, kapasitas PET daur ulang saat ini sebanyak 25.000 ton. Namun pihaknya telah berencana akan meningkatkan kapasitas menjadi dua kali lipa yakni sebanyak 50.000 ton pada 2024 mendatang.
Dia mengatakan, masyarakat di Indonesia banyak yang belum menyadari bahwa daur ulang sampah sangat penting. Selain dapat menjaga ekosistem lingkungan, daur ulang sampah juga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi yakni dengan memberikan lapangan pekerjaan. Daur ulang juga memberikan keuntungan untuk semua yang ada dalam rantai pasokan mulai dari pemulung hingga bank sampah.
“Jadi kita harus belajar memilah-milah sampah karena sebagian sampah itu bisa dimanfaatkan kembali. Ada nilai ekonomis nya dan juga bisa merawat lingkungan kita. Kami berharap di sinilah bisa memberikan edukasi-edukasi itu,” kata dia.
Sementara itu, Head of Corporate Communications Coca-Cola Europacifics Partners Indonesia, Ardhina Zaiza, mengatakan adanya pabrik daur ulang sampah botol plastik tersebut diharapkan bisa merubah pemikiran masyarakat di Indonesia bahwa sampah sebenarnya sesuatu yang mempunyai nilai ekonomi.
“Kita ingin adanya pabrik daur ulang ini bisa membuat mereka mengerti bahwa ternyata sampah plastik ini bisa dijadikan botol plastik lagi sehingga nilainya sama seperti semula,” ujar Ardhina.
Dia mengatakan, keuntungan yang dirasakan oleh pihaknya yakni meminimalkan dampak lingkungan dan menggerakan ekonomi masyarakat dengan membuka lapangan pekerjaan baru. Corporate Communications Coca-Cola Europacifics Partners Indonesia yakin dengan membuat bisnis pabrik daur ulang sampah botol plastik tersebut yang bersifat sustainable akan lebih menguntungkan.
“Karena kami ingin menggerakan bisnis tetapi tidak mencemari lingkungan. Tentu bisnis ini akan jauh lebih menguntungkan juga buat kami,” ujarnya.
President Director untuk Indonesia & Papua New Guinea Coca-Cola Europacific Partners, Jorge Escudero, mengatakan pentingnya pendekatan closed loop. Hal itu dilakukan melalui metode pengelolaan sampah kemasan plastik dari botol menjadi botol kembali. Cara tersebut dapat mengurangi kebutuhan material plastik baru dan menjadikannya sebagai kemasan plastik yang bernilai untuk jangka waktu yang panjang.
Dia mengatakan, bahwa langkah tersebut akan menghasilkan botol berkualitas tinggi dan ‘foodgrade’ yang aman untuk digunakan kembali. Selain itu, langkah tersebut mendorong penggunaan kemasan yang berkelanjutan dengan dampak minimal yang ditimbulkan terhadap lingkungan.
"Kami berkomitmen untuk memastikan pasokan PET berkualitas tinggi sesuai dengan kebijakan pemerintah dan standar keamanan pangan internasional, serta meningkatkan penghidupan yang layak dan memberikan kesempatan bagi pekerja pengumpul sampah dan masyarakat," ujarnya.
Beberapa negara sudah banyak yang menerapkan sistem daur ulang untuk mengatasi persoalan sampah. Melansir dari Sustainability Mag, berikut ini beberapa negara yang memiliki tingkat daur ulang sampah tertinggi di dunia.