Indonesia Sukses Turunkan Emisi Karbon 118 Juta Ton Hingga Juli 2023

123RF
Ilustrasi emisi karbon.
Penulis: Nadya Zahira
14/8/2023, 16.18 WIB

Kementerian ESDM melaporkan bahwa sepanjang tahun ini, hingga Juli 2023, Indonesia berhasil menurunkan emisi karbon dan gas rumah kaca hingga 118 juta ton. Capaian tersebut 32,9% dari target penurunan emisi tahun ini sebesar 358 juta ton.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan, Kementerian ESDM bersama para stakeholder telah melakukan berbagai program dalam upaya menurunkan emisi gas rumah kaca, salah satunya pemanfaatan tenaga surya yang potensinya besar di Indonesia.

“Kita punya target menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 358 juta ton pada 2023, ke depan upaya kita ini tentunya bersama akan semakin mengurangi emisi karbon,” ujar Yudo dalam acara Forum Sinergi BUMN-Swasta, Jakarta, Senin (14/8).

Dia menambahkan bahwa ke depannya Kementerian ESDM juga akan semakin mementingkan transisi energi yaitu, penggunaan dari fosil menuju energi baru terbarukan (EBT) salah satunya seperti penggunaan kendaraan listrik yang sedang dorong oleh pemerintah.

Selain itu pemerintah juga tengah mendorong penggunaan listrik pada rumah tangga seperti kompor listrik dan elektrifikasi pertanian. “Kita juga akan scaling up EBT dan akan terus didorong baik off grid yang tidak terhubung dengan jaringan, maupun on grid yang terhubung dengan jaringan atau dengan bahan bakar nabati,“ ujarnya.

Seiring dengan hal tersebut, Yudo mengatakan bahwa pemerintah juga menargetkan porsi energi baru dan terbarukan (EBT) nasional sebesar 23% dalam bauran energi nasional pada 2025.

Terkait target tersebut, pemerintah memiliki pekerjaan rumah yang besar. Sebab, data Kementerian ESDM menunjukkan porsi EBT hingga pertengahan 2023 masih berada di angka 12,3%. Dibutuhkan penambahan kapasitas 12 gigawatt (GW) EBT pada sektor energi primer untuk mengejar target 23% dalam waktu dua tahun.

Porsi EBT dalam bauran energi primer hanya naik 0,1% sepanjang 2022. Tidak hanya itu, dia menyebutkan bahwa pemerintah juga menargetkan energi bersih dapat masuk ke Indonesia sebesar 300 gigawatt (GW) pada 2023, dan akan ditingkatkan menjadi tiga kali lipat.

"Nanti di 2030 juga ditargetkan 300 GW energi bersih harus masuk, maka ada himbauan untuk meningkatkan target bauran menjadi tiga kali lipat," kata Yudo.

Dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) Indonesia terbaru, RI menaikkan target pengurangan emisi dari 29% menjadi 31,89% di tahun 2030 mendatang melalui kemampuan sendiri. Target penurunan emisi gas rumah kaca dari hasil kerja sama internasional juga dinaikkan dari 41% menjadi 43,2%.

Pemerintah juga telah melakukan sejumlah kebijakan lainnya seperti perluasan konservasi dan restorasi alam, penerapan pajak karbon, mencapai Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net-Sink 2030. Lalu, ada pula kebijakan pengembangan ekosistem kendaraan listrik, serta inisiasi program biodiesel B40.

Reporter: Nadya Zahira