Luhut Minta ASEAN Kerja Sama Perangi Sampah Plastik di Laut

ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/hp.
Sejumlah petugas kebersihan berusaha mengangkat sampah di laut yang terbawa arus di Pulau Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau, Senin (28/11/2022).
Penulis: Nadya Zahira
16/10/2023, 15.10 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta negara-negara ASEAN untuk bekerja sama dalam mengurangi sampah plastik yang dibuang ke laut. Indonesia menilai penanganan sampah plastik di laut tidak bisa dilakukan sendirian dan memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak agar lebih efektif.

Indonesia mempunyai target penurunan 70% sampah plastik di laut pada 2025. Untuk itu, permintaan Luhut tersebut akan ditindaklanjuti dalam acara ASEAN Conference for Combating Plastic Pollution (ACCPP) yang akan dilaksanakan di Jakarta, Selasa (17/10) besok. 

Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kemenko Marves Rofi Alhanif mengatakan terciptanya ACCPP tersebut setelah Luhut menjalani serangkaian acara internasional dalam mengawal isu sampah plastik. Selain itu, ACCPP juga menjadi inisiatif ASEAN dalam memerangi sampah plastik yang terus menumpuk di lautan. 

“Pak Menko Luhut ingin kita mengambil inisiatif dalam konteks ASEAN. Sebetulnya ASEAN sudah punya tools untuk kolaborasi dalam konteks penahanan sampah plastik ini. Namun, Pak Menko ingin kita lebih kuat lagi penanganannya,” ujar Rofi dalam acara  Media Briefing ACCPP, di Kantor Kemenko Marves, Jakarta, Senin (16/10). 

Tak hanya itu, Rofi mengatakan bahwa Luhut juga meminta Indonesia bisa menjadi pemimpin ASEAN dan global dengan memberikan contoh yang baik. Salah satunya dengan selalu komit untuk berperan secara aktif menangani sampah plastik di laut. 

“Sekarang isu plastik ini sudah menjadi isu yang sangat intens didiskusikan, bahkan tahun lalu sudah keluar resolusi untuk ending plastic pollution, mengakhiri polusi sampah plastik, termasuk di ekosistem laut,” kata dia. 

Rofi mengatakan, dalam berbagai kesempatan di forum internasional, Menko Luhut senantiasa mengajak dunia untuk memerangi polusi sampah plastik yang dapat berimbas terhadap negara kepulauan seperti Indonesia. Oleh sebab itu, ia juga ingin ASEAN mengambil inisiatif dalam konteks penanganan sampah plastik.

"Pak Luhut ingin Indonesia lebih kuat lagi dalam penanganannya. Maka dari itu, hal ini kita diskusi kan dengan mitra-mitra seperti KLHK dan lain, kita sepakat akan selenggarakan ACCPP," ujarnya. 

Luhut Berhalangan Hadir

Namun, Rofi menyampaikan bahwa Luhut tidak bisa hadir langsung dalam acara ACCPP pada esok hari karena kondisi kesehatannya yang belum pulih sehingga dia masih membutuhkan waktu untuk pemulihan di Singapura. 

Begitu pun dengan Menko Marves ad Interim Erick Thohir juga berhalangan hadir dalam acara ACCPP tersebut. Pasalnya, Erick harus mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kenegaraan di luar negeri. 

“Saat ini Menko Luhut berhalangan untuk hadir dalam event besok. Pak Menko Ad Interim Erick Thohir sudah kami brief dalam rapat pimpinan sebelumnya, Pak Erick tadinya berkenan untuk hadir langsung, tetapi ada agenda bersama Pak Presiden ke luar negeri sehingga beliau akan hadir online,” kata dia. 

Sebelumnya, Menko Luhut menyampaikan, sejak diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut, sampai dengan tahun 2022 Indonesia tercatat telah berhasil menekan kebocoran sampah ke laut sebesar 36% atau sebesar 217.702 ton. Angka tersebut berdasarkan baseline data kebocoran sampah laut tahun 2018 yakni sebesar 615.675 ton.

Pencapaian tersebut dilakukan melalui optimalisasi upaya pengurangan sampah melalui, pencegahan timbulan sampah, menggunakan produk atau kemasan hasil daur ulang atau yang dapat didaur ulang, dan pemanfaatan kembali, serta upaya penanganan sampah melalui pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.

Reporter: Nadya Zahira