Prabowo di KTT G20 Brasil: Perubahan Iklim Paksa Indonesia Pindahkan Ibu Kota

Muhamad Fajar Riyandanu
20 November 2024, 18:36
Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri sesi pertama KTT G20 di Brasil, Senin (18/11/2024) waktu setempat.
ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri sesi pertama KTT G20 di Brasil, Senin (18/11/2024) waktu setempat.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Presiden Prabowo Subianto secara terbuka menyampaikan Indonesia tengah merasakan dampak perubahan iklim hingga akhirnya perlu segera memindahkan ibu kota. Di hadapan pimpinan negara anggota G20, Prabowo mengatakan permukaan laut di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa naik hingga lima sentimeter per tahun.

Situasi itu menyebabkan Indonesia kehilangan ratusan ribu hektare (ha) lahan produktif dan lahan pangan yang berdampak pada kondisi sulit para petani dan nelayan. Prabowo mengatakan, kenaikan air laut juga menjadi sebab Indonesia memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke IKN Nusantara, Kalimantan Timur.

"Wilayah pesisir kami mulai terendam akibat naiknya permukaan laut. Kami bahkan terpaksa memindahkan ibu kota negara," kata Prabowo pada Sesi Ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Brasil pada Selasa, (19/11).

Prabowo mengatakan musibah kenaikan air laut di Pantura Jawa cenderung memperburuk kemiskinan dan kelaparan. Situasi ini, menjadi pemicu Indonesia untuk berkomitmen penuh terhadap beragam upaya menurunkan suhu global.

Dia menyampaikan Indonesia siap mengucurkan dana sebesar US$ 30 juta atau sekira Rp 477 miliar untuk menutup kesenjangan pendanaan dalam kegiatan organisasi kesehatan dunia (WHO).

"Kami berharap kontribusi ini dapat memberikan dampak positif terhadap pekerjaan mulia yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata Prabowo, sebagaimana dikutip dari siaran kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Rabu (20/11).

Menurut dia, Indonesia bertekad melakukan beragam program untuk menekan laju perubahan iklim, seperti pemanfaatan energi terbarukan. Dia meyakini Indonesia mampu mengolah minyak sawit menjadi bahan bakar alternatif biodiesel.

"Sebanyak 50% kebutuhan diesel kami dipenuhi dari bahan nabati seperti minyak kelapa sawit," ujarnya.

Prabowo juga menegaskan komitmen Indonesia untuk menghentikan operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dalam 15 tahun ke depan, sembari mengoptimalkan pembangunan lebih dari 75 gigawatt (GW) pembangkit energi terbarukan.

Mantan Menteri Pertahanan itu menyoroti Indonesia sebagai negara dengan cadangan energi panas bumi terbesar dunia serta produsen energi surya melimpah karena letak negara yang terletak di garis khatulistiwa.

"Dengan berbagai sumber energi terbarukan lainnya, kami optimis dapat mencapai target netral karbon sebelum tahun 2050," kata Prabowo.

Pada kesempatan tersebut, Prabowo turut menagih komitmen dari negara-negara maju dalam memberikan kredit karbon kepada Indonesia. Permintaan itu mengacu pada peran Indonesia yang selama ini telah berkontribusi dalam mendinginkan dunia dan sering disebut sebagai 'paru-paru dunia'.

Prabowo mengatakan Indonesia terbuka untuk mengoptimalkan potensi 557 juta ton kredit karbon sembari menawarkan kapasitas penyimpanan karbon terbesar di dunia. Namun, dia belum melihat janji negara-negara maju dalam memberikan kredit karbon yang telah lama ditawarkan kepada Indonesia.

"Oleh karena itu, kami membutuhkan komitmen berkelanjutan untuk memberikan kompensasi atas peran hutan kami dalam menjaga suhu global," ujar Prabowo.

Provinsi Jawa Barat (Jabar) merupakan salah satu daerah di Indonesia yang mengalami dampak nyata dari pemanasan global. Laporan Pemerintah Daerah (Pemda) Jabar pada 2022 lalu mencatat ada 700 ha lahan di pesisir Kabupaten Bekasi hingga Kabupaten Subang tenggelam akibat kenaikan permukaan air laut. Salah satu wilayah yang tenggelam adalah Desa Bahagia.

Desa yang terletak di Kabupaten Bekasi ini telah ditinggalkan oleh para penduduk karena tanahnya sudah tergenang air laut. Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, mencontohkan dampak krisis iklim di Jawa Barat juga menyebabkan bencana alam yang belum pernah terjadi sebelumnya. Satu di antaranya adalah banjir bandang di Garut yang terjadi pada musim kemarau.

"Saya ketemu warga di sana punya sertifikat tanah, tapi tanahnya gak ada," kata Ridwan Kamil di Media Gathering SKK Migas dan KKKS di Bandung pada Senin, 3 Oktober 2022 lalu.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...