Caleg yang Pasang Peraga Kampanye di Pohon Tak Punya Etika Lingkungan
Alat peraga kampanye (APK) marak dipasang di sejumlah tempat, termasuk pohon di lingkungan publik. Pakar Biologi dari Fakultas MIPA Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Wira Dharma, mengatakan perbuatan itu menunjukkan masih banyak caleg yang tidak paham etika lingkungan (environmental ethic).
"Padahal, ini pengetahuan dasar kalau memaku pohon bisa merusak lingkungan," ujarnya dikutip dari Antara, Rabu (10/1).
Wira mengatakan, maraknya pemasangan APK dengan cara memaku di pepohonan dapat membuat makhluk hidup tersebut kekurangan nutrisi dan mati.
"Paku yang digunakan untuk memasang alat kampanye bisa merusak kulit pohon, menghambat transportasi air dan nutrisi," kata Wira.
Dia mengatakan, pemasangan paku di pohon dalam jangka panjang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan pohon, serta berisiko meningkatnya infeksi dan penyakit.
"Ketika ditancapkan paku ke pohon, jaringan luar yang ada di batang pohon yang seharusnya berguna untuk melindungi jaringan dalam pohon, lama-kelamaan bisa membuat bakteri masuk," ujarnya.
Akibatnya, pohon kemudian bisa mati karena jaringan dalamnya rusak, tidak dapat menyalurkan zat hara yang terdapat dalam tanah, serta tidak bisa berfotosintesis secara baik.
"Ketika pohon mati yang terdampak juga manusia, karena tidak mendapat lagi oksigen dari pohon serta banyak manfaat lain seperti menyerap emisi gas karbon," katanya.
Dalam kesempatan ini, dia juga menyarankan agar masyarakat tidak memilih para caleg yang memasangkan alat peraga kampanye (APK) di pohon, karena turut andil merusak lingkungan.
"Jangan pilih mereka (caleg) yang tidak mempunyai etika lingkungan," ujar Wira.