Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transpotasi Kementerian Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin, menargetkan penjualan mobil listrik sebesar 50 ribu unit pada 2024. Ia optimis penjualan itu tercapai setelah tiga Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terkait kendaraan listrik diterbitkan.
Dia mengatakan, regulasi tersebut diharapkan dapat menggejot industri mobil listrikdi Indonesia. “Kalau bisa 50 ribu mobil terjual tahun ini. Ini menjadi nilai plus untuk kita,” kata Rachmat saat ditemui di Kantor Kemenko Marves, Selasa (20/2).
Untuk diketahui, Kementerian Keuangan telah menerbitkan PMK Nomor 9 Tahun 2024. Melalui kebijakan tersebut, pemerintah memberikan insentif mobil listrik berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).
Kementerian Keuangan juga menerbitkan PMK Nomor 10 Tahun 2024 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 26/PMK.010/2022 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor.
Rachmat mengatakan, produsen mobil listrik bisa menikmati sejumlah keuntungan melalui regulasi tersebut. Salah satunya adalah keringanan pajak untuk impor mobil listrik yang terdiri dari bebas Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PNBM) dan biaya masuk.
“Boleh impor sampai 2025 dengan syarat komit terhadap kapasitas produksi. Jumlahnya produksinya (harus) sama (dengan yang diimpor) sampai akhir 2027,” ucapnya.
Rachmat mengatakan, insentif ini juga dibarengi komitmen produsen mobil listrik untuk memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Perusahaan yang masih belum lolos kriteria tidak bisa mendapatkan insentif tersebut.
Menurut Rachmat, manfaat dari sejumlah regulasi insentif itu tidak bisa dilihat dalam jangka pendek melainkan dalam jangka panjang. Ia optimis dengan diterapkan regulasi dapat membangun ekosistem kendaraan listrik.
Penjualan Mobil Listrik Melonjak
Menurut data Gaikindo, volume penjualan wholesale mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) di Indonesia mencapai sekitar 3,2 ribu unit pada Desember 2023.
Angka penjualan dari produsen ke distributor (wholesale) tersebut melonjak 65% dibanding November 2023 (month-on-month/mom), serta lebih tinggi sekitar 33% dibanding Desember 2022 (year-on-year/yoy).
Penjualan wholesale mobil listrik BEV di Indonesia mencapai 17,06 ribu unit secara kumulatif, selama periode Januari-Desember 2023. Pencapaian tersebut lebih tinggi 65,2% (yoy) dibanding Januari-Desember 2022 yang penjualannya sekitar 10,33 ribu unit.
Sepanjang Januari-Desember 2023, penjualan tertinggi diraih Hyundai Ioniq 5 Signature Extended, dengan angka wholesale 6,33 ribu unit.
Di bawahnya ada Wuling Air EV Long Range yang mencetak wholesale 3,46 ribu unit dalam periode sama. Penjualan dua model mobil tersebut jauh melampui model-model lainnya.