BRIN: Angin Kencang di Rancaekek Berpotensi Jadi Tornado Pertama di RI
Pakar klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, menanggapi video viral yang memperlihatkan angin besar yang terjadi di Rancaekek, Bandung, Rabu (21/2). Dalam video yang beredar, angin puting beliung memporakporandakan sejumlah bangunan, pohon, hingga kendaraan.
Salah satu video angin besar yang viral tersebut di unggah akun X Bandung Fess @BaseBDG. Hingga Kamis (22/2) pukul 12.15 WIB , video tersebut telah ditonton 70 ribu kali dan disukai 545 orang.
Dalam cuitannya, akun tersebut menjelaskan bahwa angin puting beliung menerjang Rancaekek, Kabupaten Bandung pada Rabu sore (21/2). Di unggahan yang lainnya juga memperlihatkan truk di jalan tertimpa pohon tumbang akibat angin puting beliung.
Menanggapi video tersebut, Pakar klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, mengatakan angin kencang yang terjadi di sebagian Bandung dan Sumedang merupakan badai tornado pertama di Indonesia.
"Jadi bagaimana, kalian sudah percaya sekarang kalau badai tornado bisa terjadi di Indonesia?,” kata Erma Yulihastin dikutip dari akun X miliknya, Kamis (22/2).
Dia mengatakan, efek tornado berbeda dengan puting beliung. Tornado memiliki skala kekuatan angin lebih tinggi dan radius lebih luas. Selain itu, angin tornado minimal memiliki kecepatan angin mencapai 70 km/jam.
"Dalam kajian kami di BRIN, angin puting beliung terkuat 56 km/jam," ujarnya.
Erma mengatakan, kasus puting beliung yg biasa terjadi di Indonesia, hanya sekitar 5-10 menit itu pun sudah sangat lama. Hanya ada satu kasus yg tidak biasa ketika puting beliung terjadi dalam durasi 20 menit di Cimenyan pada 2021.
Dia mengatakan, tim periset dari BRIN secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek kemarin Rabu (21/2). Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset dalam mendokumentasikan "extreme event" yg tercatat sebagai tornado pertama ini.
Kendati demikian, Erma belum bisa menyebutkan data kecepatan angin dan diameter maupun penyebab tornado tersebut. Berbagai video dan foto amatir beredar di media sosial menunjukkan betapa dahsyatnya angin puting beliung tersebut.
Rusak 534 Bangunan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat mencatat 534 bangunan mengalami kerusakan akibat bencana alam angin puting beliung yang terjadi Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung pada Kamis (21/2) pukul 16.00 WIB.
Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar Hadi Rahmat mengatakan petugas telah melakukan pendataan dampak angin puting beliung di lima kecamatan di dua kabupaten tersebut.
“Untuk wilayah terdampak di Kabupaten Semedang itu ada di kecamatan Jatinangor dan Cimanggung sedangkan di Kabupaten Bandung ada Kecamatan Rancaekek, Cicalengka, dan Cileunyi,” kata Hadi di Kabupaten Bandung, Kamis *22/2) seperti dikutip dari Antara.
Hadi mengatakan, terdapat 33 orang korban luka karena tertimpa material saat angin kencang terjadi dan sudah dilakukan perawatan intensif di rumah sakit.
“Untuk korban sudah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cicalengka dan RSUD Kesehatan Kerja,” katanya.
Ia menambahkan saat ini BPBD Jabar juga membantu kebutuhan warga seperti memberikan terpal dan juga kebutuhan lain bagi korban terdampak angin puting beliung tersebut.
“BPBD Provinsi Jawa Barat telah memberikan bantuan berupa 25 lembar terpal, pemasangan satu unit tenda dari Bataliyon 330 dan satu unit dari Kementerian Sosial,” kata dia.
Meskipun tidak terjadi korban jiwa, kata Hadi, masyarakat tetap diimbau untuk tetap waspada karena bencana serupa berpotensi terjadi kembali karena berkaitan dengan menjelang puncak musim hujan yang terjadi pada Maret.
“Pada saat sudah mulai muncul awan hitam, ini yang harus masyarakat mewaspadai dan melakukan upaya-upaya efektif seperti berlindung di tempat-tempat yang lebih baik atau berkoordinasi dengan aparat kewilayahan untuk mengetahui titik-titik kumpul yang dirasa aman,” katanya.