Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan, menyambut baik kerja sama eksplorasi laut antara Indonesia dan Cina di Palung Jawa.
“Kegiatan ini merupakan momen bersejarah, karena melalui kolaborasi ini kita bisa menjelajahi wilayah negara kita yang lebih dalam. Sebelumnya, kita tidak memiliki fasilitas untuk melakukannya, sehingga kita sangat beruntung dengan adanya kolaborasi ini,” ujar Luhut dikutip dari keterangan tertulis, Senin (25/3).
Luhut meyakini bahwa kegiatan ini merupakan upaya berbagi ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan data yang dihasilkan menjadi milik Indonesia sepenuhnya. Kerja sama dengan Cina ini akan menjadi katalis untuk mengungkap potensi tersembunyi dari dasar laut Indonesia, sehingga sangat penting untuk dilaksanakan.
"Mungkin nantinya kita bisa menemukan jenis material baru untuk pengobatan, atau bahkan biota baru,” lanjutnya.
Dia mengatakan, 75% wilayah Indonesia terdiri dari laut, namun hanya 19% dari wilayah tersebut yang telah dipetakan. Sementara yang sudah dieksplorasi hanya sebagian kecil.
Luhut menyebutkan bahwa Laut Banda, yang kedalamannya mencapai 7.440 meter, hampir setinggi Gunung Everest. Sementara itu, Palung Jawa sendiri memiliki kedalaman hingga 7.140 meter.
Kenapa dengan Cina?
Luhut mengatakan, Indonesia perlu membangun kolaborasi yang solid dengan Cina dalam eksplorasi tersebut. Kolaborasi ini akan memberikan manfaat bagi kedua negara.
"Jika kita tidak melakukannya, tidak menutup kemungkinan pihak lain akan melakukannya dan kita tidak akan mendapatkan apapun, lalu kita akan semakin tertinggal,” ujar Luhut.
Menurut dia, kolaborasi eksplorasi ini berfokus pada sektor pendidikan dan akademik, dengan kerja sama bersama Universitas IPB dan Universitas Indonesia untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia Indonesia.
Luhut mengatakan, kolaborasi yang dilakukan akan memperkuat penelitian, teknik, dan kemampuan kapal laut dalam Indonesia. Kolaborasi eksplorasi ini menjadi solusi untuk penguatan tersebut.
“Orang mungkin bertanya, mengapa harus dengan Cina? Saya katakan, kolaborasi dapat dilakukan dengan siapa pun, selama itu membawa kebaikan bagi Indonesia. Yang penting, kedua belah pihak yang berkolaborasi bisa mendapatkan manfaatnya,” ujarnya.
Luhut mencatat, Universitas Tsinghua saat ini mengembangkan kecerdasan buatan (AI) dan Indonesia sedang mengembangkan fasilitas serupa di Bali dan ITB.