PM Sunak Dinilai Buat Inggris Tertinggal Atasi Perubahan Iklim
Perdana Menteri (PM) Inggris, Rishi Sunak, dinilai telah membuat negaranya mundur dalam menangani perubahan iklim dan menjadi tertinggal dari negara-negara lain. Hal ini diungkapkan Kepala Eksekutif Komite Perubahan Iklim (CCC) Inggris, Chris Stark.
Chris mengatakan PM Sunak kurang ambisius dalam penanganan perubahan iklim seperti pemerintahan sebelumnya.
“Perdana menteri jelas tidak memprioritaskan masalah ini sebanyak pendahulunya,” kata Stark dikutip dari BBC, Senin (22/4).
Stark mengatakan, Inggris telah membuat kemajuan besar untuk mencapai target iklim nol bersih pada 2050 di bawah Theresa May dan Boris Johnson. Namun, ia menganggap pemerintahan Sunak telah mengirim pesan ke seluruh dunia bahwa Inggris kurang ambisius dalam hal iklim daripada sebelumnya.
Menurut Stark, mencapai nol bersih berarti tidak lagi menambah jumlah total gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana di atmosfer. Dengan demikian, pemerintah terikat pada target ini oleh hukum.
Stark mengatakan, PM Sunak telah menunda larangan mobil bensin dan diesel baru. Langkah ini disebutnya melemahkan target untuk menghapus boiler gas secara bertahap, sebagai bagian dari perubahan besar dalam kebijakan hijau.
"Saya pikir itu membuat kita mundur," ucapnya.
Ia mengatakan, langkah yang dilakukan PM Sunak membuat Inggris berpindah dari jalur sebenarnya dalam melakukan penangan perubahan iklim. Sunak memilih untuk fokus mendorong kemajuan ekonomi secepat mungkin, meskipun warganya peduli atau tidak terkait perubahan iklim saat ini.
Padahal sebelumnya, Inggris telah berhasil dalam dekarbonisasi. Salah satunya dengan menutup pembangkit listrik tenaga batu bara dan menggantinya dengan sumber energi baru terbarukan.
Secara terpisah, juru bicara pemerintah mengatakan bahwa Inggris adalah negara besar pertama yang berhasil mengurangi separuh emisi gas rumah kaca sejak tahun 1990 dan telah menetapkan salah satu target perubahan iklim 2035 yang paling ambisius.
“Tetapi kita perlu mencapai target net zero dengan cara yang berkelanjutan sehingga kita bisa mengambil tindakan untuk melindungi ketahanan energi, memberikan transparansi mengenai pilihan-pilihan yang ada. Kita juga dapat mengajak semua pihak untuk bersama mencapai target iklim,” kata juru bicara tersebut.