Luhut Sebut Banyak Investor Antre Ikut Proyek CCS RI, Termasuk di PLTU Suralaya

Humas Kemenko Marves
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam rapat koordinasi mengenai kelangkaan minyak goreng rakyat, Senin (6/7).
31/7/2024, 15.52 WIB

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, banyak investor tertarik untuk investasi di proyek penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture storage (CCS) di Indonesia. Salah satu proyek yang menjadi perhatian investor adalah penerapan CCS di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya Banten.

"Banyak investor yang antre investasi CCS, misalnya di PLTU Suralaya," ujar Luhut dalam acaraInternational & Indonesia Carbon Capture and Storage (IICCS) Forum 2024, Rabu (31/7).

Luhut mengatakan, Indonesia memiliki potensi cadangan penyimpanan karbon hingga 630 gigaton. Dengan begitu, Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat menerima dana investasi proyek CCS.

Menurut Luhut, Indonesia memiliki peran sentral dalam investasi teknologi CCS melalui berbagai proyek. Proyek tersebut misalnya Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat; dan di Cekungan Sunda-Asri, Jawa Barat.

"Peluang investasi itu US$ 1,2 miliar. Kita lagi hitung berapa sih angka yang bisa didapat dari potensi CCS kita. Pasalnya, kita punya 630 gigaton kapasitas penyimpanan CO2," ucapnya.

Dengan besarnya potensi CCS, ia optimis target nol karbon atau net zero emission Indonesia bisa tercapai lebih cepat dari target yang ditetapkan pada 2060.

"Zero Emission itu bisa, kita optimis bisa lebih cepat dari 2060," ujar Luhut.

Reporter: Djati Waluyo