Tujuh Provinsi Alami Kekeringan Ekstrem, NTT hingga Jabar

ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/foc.
Seorang laki-laki menggembala ternak kerbaunya di persawahan tadah hujan yang mengering di Desa Penujak, Kecamatan Praya Barat, Praya, Lombok Tengah, NTB, Selasa (17/9/2024). Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan puncak musim kemarau pada September 2024 masih berlangsung sehingga potensi kekeringan di wilayah NTB diprediksi meluas dan masyarakat diimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien.
18/9/2024, 09.33 WIB

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan tujuh provinsi di Indonesia mengalami kekeringan ekstrem karena tidak ada hujan selama lebih dari dua bulan. Masyarakat diminta untuk menggunakan air secara bijak.

Dikutip dari situs BMKG, Rabu (18/9), terdapat 38 daerah di tujuh provinsi yang telah mengalami kekeringan. Adapun daerah tersebut adalah:

1. Nusa Tenggara Timur

Meliputi Kota Kupang (144 hari), Sumba Timur (141 hari), Sabu Raijua (128 hari), Kupang (116 hari), Lembata (97 hari), Timor Tengah Selatan (97 hari), Sikka (72 hari), Rote Ndao (70 hari), Sumba Barat Daya (69 hari), dan Ende (69 hari).

2. Jawa Timur

Meliputi Jember (139 hari), Kota Probolinggo (139 hari), Pasuruan (138 hari), Situbondo (138 hari), Banyuwangi (137 hari), Blitar (137 hari), Mojokerto (137 hari), Tulungagung (137 hari), Bangkalan (135 hari), dan Malang (108 hari).

3.  Nusa Tenggara Barat

Meliputi Bima (137 hari) dan Lombok Timur (94 hari).

4. Sulawesi Selatan

Meliputi wilayah Melanda Barru (68 hari), Pangkep (68 hari), Takalar (68 hari), dan Makassar (68 hari).

5. Daerah Istimewa Yogyakarta

Meliputi Bantul (68 hari) dan Gunungkidul (67 hari).

6. Jawa Barat

Meliputi Ciamis (66 hari), Cirebon (65 hari), Indramayu (65 hari), Karawang (65 hari), Majalengka (65 hari), Purwakarta (65 hari), Subang (65 hari), Sumedang (65 hari), dan Bekasi (65 hari).

7. Banten, tepatnya di Pandeglang (66 hari).

Gunakan Air Secara Bijak

Prakirawan BMKG Andika Hapsari menginformasikan bahwa saat ini 64 persen dari zona musim di Indonesia telah memasuki musim kemarau. Sisanya, sekitar 36 persen dari zona musim masih mengalami musim hujan.

Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi sebagian kecil Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepulauan Riau, serta sebagian besar Jambi, Bengkulu, Sumsel, Bangka Belitung, Lampung, Jawa, Kalteng, Kaltara, Kaltim, Kalsel, Bali, NTB, NTT, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Malut, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

"BMKG mengimbau masyarakat agar menggunakan air secara bijak untuk mengurangi dampak kekeringan yang sedang melanda," katanya.

Bagi daerah yang masih mengalami musim hujan, kata Andika, penting untuk memastikan sistem penampungan dan pengaliran air hujan berfungsi dengan baik guna mengurangi risiko banjir dan memaksimalkan pemanfaatan air.