Menlu Serukan Kerja Sama Atasi Kenaikan Permukaan Air Laut di Sela Sidang PBB
Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi, Pertemuan Tingkat Tinggi Sea Level Rise yang membahas mengenai ancaman eksistensial yang ditimbulkan oleh kenaikan permukaan laut, di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-79 di New York. Retno menegaskan bahwa dampak kenaikan permukaan laut tidak hanya dirasakan oleh negara-negara pesisir, tetapi juga oleh komunitas yang terletak jauh di daratan.
"Hal ini menjadikan kenaikan permukaan laut sebagai krisis global yang memerlukan aksi segera," ujarnya dikutip melalui keterangan tertulis, Rabu (26/9).
Tiga poin penting yang diangkat Retno yaitu diperlukan aksi iklim yang lebih ambisius untuk atasi pemanasan global.
"Target 1,5 derajat Celsius adalah harga mati. Untuk mencapainya, diperlukan pembagian beban yang adil, bukan pengalihan beban," ujarnya.
Kedua, Menlu Retno menyerukan pentingnya penguatan kerja sama internasional dalam menghadapi kenaikan permukaan laut. Penekanan diberikan pada upaya peningkatan kapasitas, bantuan teknis, dan langkah kolektif untuk menggalang sumber daya, termasuk pembiayaan dan teknologi yang dapat diakses oleh semua negara.
Ketiga yaitu memperkuat kehendak politik global untuk atasi dampak kenaikan permukaan laut, yang meliputi hilangnya wilayah dan terganggunya mata pencaharian. Retno juga mengusulkan perlunya agenda global khusus tentang kenaikan permukaan laut dan menyerukan penguatan kerangka hukum internasional yang mampu melindungi kedaulatan negara dan penduduk. Kemajuan ilmu pengetahuan dan data juga perlu di dorong dalam mendukung pengambilan kebijakan yang efektif.
Pertemuan Tingkat Tinggi 'Sea Level Rise' dihadiri 128 negara dan membahas upaya bersama untuk mengatasi kenaikan permukaan laut. Hal itu termasuk melalui pendanaan iklim, kedaulatan wilayah dan batas zona maritim negara, serta pengambilan keputusan berbasis data ilmiah.
Terkait isu ini, Indonesia telah mengambil langkah konkret dengan menjadi tuan rumah Pertemuan Tingkat Tinggi pertama Forum Negara Kepulauan dan Pulau Kecil (Archipelagic and Island States Forum) pada Oktober lalu di Bali. Pertemuan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi internasional, termasuk mengeksplorasi mekanisme pembiayaan inovatif untuk negara-negara kepulauan dan pulau kecil.
"Kenaikan permukaan laut adalah alarm bagi dunia. Jangan tunda lagi – bertindaklah sekarang untuk melindungi jutaan jiwa dan generasi mendatang," ujarnya menutup pertemuan.