50 Negara Deklarasi Pariwisata Berkelanjutan, Pertama Kalinya dalam Sejarah
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan lebih dari 50 negara menandatangani deklarasi pariwisata berkelanjutan. Direktur Eksekutif Pariwisata PBB, Zoritsa Urosevic, mengatakan penandatangan tersebut berlangsung pada perhelatan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim atau COP 29 di Baku, Azerbaijan.
"Di COP29, hari ini kami mencapai tonggak sejarah dengan pertama kalinya dimasukkan dalam Agenda Aksi Konferensi Perubahan Iklim PBB," ujar Urosevic dikutip Reuters, Kamis (21/11).
Urosevic mengatakan deklarasi tersebut diperlukan karena industri pariwisata global menyumbang 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) global dan menjadi sumber dari 8,8% emisi gas rumah kaca.
Negara-negara yang menandatangani deklarasi mengenai Peningkatan Tindakan Iklim dalam Pariwisata berjanji untuk mengakui perlunya menangani sektor pariwisata dalam penyusunan rencana iklim, seperti yang tertuang dalam Nationally Determined Contributions (NDC) mereka. Pada pembaruan NDC berikutnya, pemerintah yang menandatangani komitmen tersebut pada Februari 2025 akan menjelaskan kebijakan untuk mengurangi emisi yang menyebabkan pemanasan global.
Pariwisata seringkali menyumbang bagian besar dari pendapatan devisa negara, terutama di negara-negara berkembang. Sektor ini sangat rentan terhadap peristiwa iklim seperti badai, gelombang panas, dan kekeringan.
Deklarasi ini disertai dengan sejumlah inisiatif lain. Salah satunya kerangka kerja yang dipresentasikan oleh badan industri perhotelan World Sustainable Hospitality Alliance, yang bertujuan untuk mengukur dan melaporkan data seperti emisi gas rumah kaca, konsumsi air, limbah, dan penggunaan energi di seluruh sektor.
CEO Glenn, Mandziuk, mengatakan data yang dikumpulkan ini akan membantu industri pariwisata dan para wisatawan memahami dampak kegiatan mereka pada iklim dunia.
"Kami adalah industri yang memiliki kepentingan besar dalam perlindungan setiap destinasi. Kami harus memiliki percakapan di mana kami dapat memainkan peran yang lebih besar," ujar Mandziuk.
Sebagaimana diketahui, kelompok ini mewakili 55.000 hotel dengan total lebih dari 7 juta kamar dan mencakup nama-nama besar seperti Accor (ACCP.PA), Hilton (HLT.N), dan Marriott (MAR.O) sebagai anggotanya.