LAEM CHABANG, THAILAND. Michelin, produsen ban yang berkantor pusat di Prancis, mengeksplorasi berbagai inovasi untuk memproduksi ban yang ramah lingkungan. Salah satunya dengan memproduksi biosilika dari sekam padi. Silika merupakan salah satu komponen dalam produksi ban.
Manuel Fafian, President of Michelin East Asia dan Oceania, mengatakan saat ini Michelin membeli karet alam secara langsung dari dua juta petani. Produsen ban ini juga ingin memastikan bahan-bahan yang mereka gunakan adalah bahan-bahan yang ramah lingkungan.
"Di pabrik Laem Chabang ini kami menggunakan sekam padi untuk memproduksi ban," ujar Manuel Fafian dalam Michelin Asia Pacific Media Day 2024 yang berlangsung di The Talent Campus Michelin, di Laem Chabang, Thailand, pada Selasa (21/11).
Dalam produksi ban, mereka menggunakan 15-20% silika sebagai bahan campuran. Silika umumnya berasal dari pasir, tetapi material ini semakin langka. Sekam padi menjadi bahan baku biosilika yang melimpah karena banyak ditemukan di Asia.
Saat ini Michelin menggunakan sekam padi yang diimpor dari Cina. Mereka juga terbuka terhadap opsi pasokan sekam padi dari negara-negara lain di Asia, seperti Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
Paul Perriniaux, VP Consumer Products and Services (B2C), Michelin East Asia & Oceania, mengungkapkan silika menjadi kunci dalam pengembangan ban, khususnya dalam menguji resistensi dan ketahanan terhadap abrasi.
"Beras itu 90% diproduksi di Asia. Sekam padi biasanya dibuang begitu saja. Ini kami ambil lalu kami 'masak' dan diekstraksi menjadi silika," ujar Paul.
Cyrille Roget, Scientific and Innovation Communication Director Michelin Group, menambah penggunaan material yang berasal dari alam dan material yang didaur ulang membantu melindungi lingkunga dan mengurangi konsumsi energi bagi kendaraan. Inovasi-inovasi ini memungkinkan perusahaan menurunkan biaya produksi.
Manfaat lainnya dari penggunaan material yang berasal dari alam dan hasil daur ulang adalah ban yang diproduksi menjadi lebih tahan lama dan lebih aman.
Michelin menargetkan bisa mencapai nol emisi bersih (net zero emission/NZE) pada 2050. Pada saat itu, semua produk ban Michelin adalah ban yang 100% berasal dari material yang terbarukan atau hasil daur ulang. Michelin juga telah menetapkan target jangka menengah untuk mencapai 40% material yang berkelanjutan pada produksi bannya di tahun 2030.