Dorong Transportasi Ramah Lingkungan, KAI Ajak Pelanggan Hitung Jejak Karbon

ANTARA FOTO/Abdan Syakura/agr/tom.
PT Kereta Api Indonesia (KAI), meluncurkan fitur Carbon Footprint di aplikasi Access by KAI untuk membantu pengguna transportasi kereta api menghitung jejak karbon yang dihasilkan dalam perjalanannya.
Penulis: Djati Waluyo
23/12/2024, 17.53 WIB

PT Kereta Api Indonesia (KAI), meluncurkan fitur Carbon Footprint di aplikasi Access by KAI untuk membantu pengguna transportasi kereta api menghitung jejak karbon yang dihasilkan dalam perjalanannya. Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan fitur tersebut merupakan inovasi yang mengintegrasikan edukasi lingkungan ke dalam layanan transportasi

“Melalui fitur ini, kami ingin menegaskan, kereta api tidak hanya menjadi solusi transportasi yang efisien tetapi juga ramah lingkungan. Inovasi ini adalah langkah nyata KAI untuk mendukung target pembangunan berkelanjutan dan nol emisi bersih (net zero emission),” ujar Didiek dalam keterangan tertulis, Senin (23/12).

Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, mengatakan fitur Carbon Footprint mengedukasi bahwa kereta api adalah moda transportasi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan moda transportasi lain, seperti mobil pribadi.

“Dengan fitur ini, pelanggan dapat memahami dampak positif dari penggunaan kereta api dalam mengurangi emisi karbon. Hal ini diharapkan mendorong kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat dalam memilih transportasi yang lebih berkelanjutan,” ujar Anne.

Anne mengatakan, KAI ingin memastikan pelanggan memahami kontribusi mereka terhadap pelestarian lingkungan. Fitur ini sekaligus menjadi referensi untuk program loyalitas pelanggan dan perhitungan emisi perjalanan dengan kereta api.

Ia mencontohkan, emisi karbon perjalanan menggunakan KA Probowangi dari Stasiun Surabaya Gubeng ke Stasiun Ketapang adalah sebesar 2,94 kg CO2e. Sementara itu, perjalanan dengan mobil pribadi di rute yang sama menghasilkan emisi karbon sebesar 8,79 kg CO2e, hampir tiga kali lipat lebih besar.

Perhitungan emisi karbon pada fitur tersebut mengacu pada regulasi nasional seperti SNI ISO 14064-1:2018, serta pedoman internasional, seperti Kyoto Protocol dan GHG Protocol. Validasi dilakukan melalui studi literatur, benchmarking, dan konsultasi dengan ahli transportasi, konsultan carbon accounting, serta lembaga pemerintah terkait.

Anne mengatakan fitur Carbon Footprint ini adalah salah satu wujud nyata upaya KAI dalam mendukung pencapaian target NZE Indonesia pada 2060.

“Kami mengajak masyarakat untuk beralih ke kereta api, menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Mari bersama-sama menjadi agen perubahan untuk lingkungan yang lebih baik,” ujarnya.

Reporter: Djati Waluyo