Permukaan Air Tanah Jakarta Turun 39 Cm per Tahun, Ancaman Banjir Rob Mengintai

Penurunan permukaan air tanah di Jakarta mencapai 39 sentimeter (cm) per tahun. Artinya, selama 10 tahun permukaan air tanah akan turun hingga tiga meter.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengatakan penurunan permukaan air tanah akan memperparah banjir rob di Jakarta Utara.
"Ketika Kutub Utara mencair, maka akan berdampak pada naiknya permukaan air laut, sehingga akan terjadinya banjir rob. Di satu sisi, air laut meningkat, di sisi lain air tanahnya semakin turun. Jadi, ini akan semakin besar (banjir robnya)," ujarnya saat meninjau pengelolaan sampah di Terminal Terpadu Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (28/12).
Hanif mengatakan, penurunan permukaan air tanah yang signifikan tersebut salah satunya disebabkan pengambilan air tanah secara masif, kata dia, menyebabkan penurunan muka air tanah (land subsidence). Karena itu, Kementerian Lingkungan Hidup akan melakukan evaluasi penggunaan air tanah yang cukup masif di Jakarta.
Menurut dia, masyarakat Jakarta sudah melupakan penggunaan air sungai sebagai kebutuhan air bagi masyarakat. Sebanyak 13 sungai utama di Jakarta sudah tercemar sehingga tidak mampu menyiapkan air bersih.
"Kemudian kita juga tidak segera sadar, tapi kita malah berlomba-lomba untuk mengeksploitasi air tanah," ujarnya.
Dia mengatakan perlu segera memberlakukan langkah-langkah strategis sehingga tidak mengorbankan banyak pihak. Kementerian Lingkungan Hidup akan melakukan penanaman mangrove kembali untuk mengurangi risiko banjir rob di Jakarta Utara.
"Namun, langkah-langkah mitigasi dengan serius membangun kembali mangrove harus kita lakukan. Hanya dengan membangun vegetasi yang kuat, maka tekanan dari laut bisa kita minimalisir," kata Hanif.