Tuvalu Terancam Tenggelam, Penduduknya Cari Suaka ke Australia

Dok. UNDP.org
Sepertiga penduduk Tuvalu telah mengajukan visa iklim ke Australia.
Penulis: Hari Widowati
30/6/2025, 09.30 WIB

Negara kecil di Pasifik, Tuvalu, diprediksi oleh para ilmuwan akan terendam oleh kenaikan permukaan air laut. Lebih dari sepertiga penduduknya telah mengajukan permohonan visa iklim yang penting untuk bermigrasi ke Australia.

Duta Besar Tuvalu untuk PBB, Tapugao Falefou, mengatakan ia terkejut dengan banyaknya orang yang berlomba-lomba untuk mendapatkan kesempatan ini. Masyarakat negara kecil itu tertarik untuk mengetahui siapa saja yang akan menjadi migran iklim yang pertama.

Tuvalu, salah satu negara yang paling berisiko terkena dampak perubahan iklim akibat kenaikan permukaan air laut, memiliki populasi 11.000 jiwa di sembilan atol yang tersebar di Pasifik antara Australia dan Hawaii.

Sejak pendaftaran lotere visa Australia dibuka bulan ini, sebanyak 1.124 orang telah mendaftar. Jika dihitung dengan anggota keluarga yang akan ikut bermigrasi, total pemohon visa Australia menjadi 4.052 orang di bawah perjanjian iklim dan keamanan bilateral.

"Pendaftaran ditutup pada 18 Juli, dengan batas tahunan 280 visa yang dirancang untuk memastikan migrasi ke Australia tidak menyebabkan pengurasan tenaga kerja dari Tuvalu," kata para pejabat saat perjanjian tersebut diumumkan pada tahun 2023, seperti dikutip Reuters.

Visa ini akan memungkinkan penduduk Tuvalu untuk tinggal, bekerja dan belajar di Australia, mengakses tunjangan kesehatan dan pendidikan dengan dasar yang sama dengan warga negara Australia.

“Pindah ke Australia di bawah perjanjian Uni Falepili dalam beberapa hal akan memberikan pengiriman uang tambahan kepada keluarga yang tinggal di sana,” kata Falefou, Minggu (29/6).

Diprediksi Tenggelam pada 2050

Pada tahun 2050, para ilmuwan NASA memproyeksikan bahwa air pasang harian akan menenggelamkan setengah dari atol utama Funafuti, yang merupakan rumah bagi 60% penduduk Tuvalu. Perkiraan tersebut mengasumsikan kenaikan permukaan air laut setinggi satu meter. Dalam skenario terburuk di mana air laut naik setinggi dua meter, akan membuat 90% wilayah Funafuti terendam air.

Tuvalu, yang ketinggiannya hanya 2 meter di atas permukaan laut, telah mengalami kenaikan permukaan laut sebesar 15 cm selama tiga dekade terakhir. Angka kenaikan permukaan air laut di Tuvalu ini 150% lebih tinggi dari rata-rata global.

Tuvalu telah membangun 7 hektare lahan buatan, dan merencanakan lebih banyak lagi lahan serupa. Lahan tersebut diharapkan akan tetap berada di atas permukaan air laut hingga tahun 2100.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.