Australia Mundur, Turki Diputuskan Jadi Tuan Rumah COP31
Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-31 atau COP31 akan diselenggarakan di Turki setelah Australia membatalkan pencalonannya sebagai tuan rumah acara tahunan tersebut. Australia telah setuju untuk mendukung pencalonan Turki dengan imbalan menteri mereka yang memimpin perundingan setelah negosiasi di COP30, yang saat ini sedang berlangsung di Brasil.
Menurut laporan BBC, pengaturan yang tidak biasa ini mengejutkan para pengamat. Merupakan hal yang wajar bagi seorang presiden COP berasal dari negara tuan rumah, dan bagaimana kemitraan baru ini akan berjalan dalam praktiknya masih harus dilihat.
Dalam wawancara dengan Australian Broadcasting Corporation (ABC), Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut kompromi dengan Turki sebagai hasil yang luar biasa. Ia menekankan isu-isu Pasifik akan tetap menjadi isu utama di COP31 mendatang.
Perwakilan dari Pasifik Kecewa
Ia menambahkan bahwa ia telah berbicara dengan Perdana Menteri Papua Nugini James Marape dan Perdana Menteri Rabuka dari Fiji. Namun, Menteri Luar Negeri Papua Nugini Justin Tkatchenko mengaku tidak senang. "Kami semua tidak senang. Dan kecewa karena akhirnya seperti ini," kata Tkatchenko kepada AFP.
Pemimpin Kepulauan Solomon, Jeremiah Manele, mengatakan kepada ABC bahwa ia akan "kecewa" jika Australia tidak mengamankan acara tersebut.
Meskipun demikian, negara-negara yang saat ini bertemu di COP30 di kota Belém, Brasil, akan merasa lega karena kompromi telah tercapai. Kurangnya kesepakatan mengenai tempat penyelenggaraan akan menjadi hal yang memalukan bagi PBB.
Australia telah berupaya keras agar KTT iklim diselenggarakan di kota Adelaide. Australia semula mengusulkan untuk menjadi tuan rumah bersama pertemuan tersebut dengan negara-negara kepulauan Pasifik yang dianggap paling rentan terhadap perubahan iklim dan kenaikan permukaan laut.
Turki, yang mengusulkan penyelenggaraan COP31 di kota Antalya, merasa mereka memiliki klaim yang kuat untuk menjadi negara tuan rumah KTT iklim tersebut. Pasalnya, mereka telah mengundurkan diri pada tahun 2021 dan mengizinkan Inggris untuk menyelenggarakan pertemuan tersebut di Glasgow.
Jika tidak ada negara yang bersedia berkompromi, pertemuan tersebut akan diadakan di kota Bonn, Jerman, kantor pusat badan iklim PBB di Bonn, Jerman.
Hasil Kompromi
Sebagai hasil diskusi di COP30, sebuah kompromi tampaknya telah tercapai. Ini termasuk pertemuan pra-COP yang akan diadakan di sebuah pulau di Pasifik, sementara acara utamanya diadakan di Turki. Menteri Iklim Australia, Chris Bowen, akan menjadi Presiden COP31.
"Sebagai Presiden Negosiasi COP, saya akan memiliki semua wewenang kepresidenan COP untuk mengelola, menangani negosiasi, menunjuk co-fasilitator, menyiapkan draf teks, dan mengeluarkan keputusan penutup. Tentu saja, sudah menjadi tradisi bahwa Presiden COP adalah tuan rumah, dan menangani tempat serta operasional COP," kata Bowen dalam konferensi pers, Kamis (20/11).