Pemerintah RI dan Inggris Kembangkan Potensi EBT di Indonesia Timur

ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/aww.
Warga menunggangi kuda saat melintas di area Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Kamis (9/7/2020). Kementerian ESDM bersama Kedutaan Inggris menggarap program "Mentari" untuk menekan emisi karbon dan mencapai bauran EBT 23% pada 2025.
30/7/2020, 17.14 WIB

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Faby Tumiwa mengatakan bahwa program Mentari dibuat di saat yang tepat. Pasalnya, kondisi saat ini memberikan pilihan bagi pemerintah dan masyarakat mengubah paradigma terkait penggunaan energi di masa depan.

"Apakah akan melanjutkan pembangunan kita dengan karbon rendah atau tinggi, begitu kira kira," ujar Fabby.

Menurut dia, penggunaan EBT dalam pembangunan nasional tidak hanya dapat menurunkan emisi karbon, tetapi meningkatkan ketahanan energi. 

Oleh karena itu, pemerintah harus bisa megembangkan portofolio proyek yang menarik investor "Logikanya, semakin banyak pihak internasional yang mau investasi, otomatis target lebih cepat tercapai," kata dia.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins menyatakan bahwa Pemerintah Inggris mendukung dan akan membantu upaya transisi rendah karbon di Indonesia. Apalagi Inggris mempunyai komitmen pertumbuhan ekonomi 0 karbon atau tanpa karbon pada 2050.

"Setiap negara berbeda-beda. Indonesia sendiri mempunyai komitmen bauran energi 23% pada 2025," kata Jenkins.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan